Bursa Asia Menguat, Emas Tembus US$4.100 di Tengah Optimisme AS

Harga emas naik tajam dan indeks Nasdaq menguat setelah pasar optimis penutupan sebagian pemerintahan AS segera berakhir.

 

 

Jakarta — Bursa saham Asia dibuka menguat pada Selasa (11/11/2025), seiring dengan meningkatnya optimisme pasar terhadap kemungkinan berakhirnya penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat (shutdown) yang telah berlangsung selama beberapa pekan terakhir.

Harga emas turut mencatatkan kenaikan tajam hampir 3% pada perdagangan Senin malam dan stabil di atas level US$4.100 per ons pada Selasa pagi waktu Asia. Kenaikan ini menjadi salah satu lonjakan tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.

Di Wall Street, indeks Nasdaq naik 2,3%, menutup sebagian besar kerugian yang terjadi pekan lalu akibat kekhawatiran terhadap valuasi dan profitabilitas sektor kecerdasan buatan (AI). Indeks S&P 500 juga mencatat kenaikan harian 1,54%, tertinggi sejak pertengahan Oktober, sementara Dow Jones turut menguat di tengah sentimen positif pasar.

Melansir Kontan.co.id, Dari Asia, indeks Kospi Korea Selatan naik 2,1% di awal perdagangan, sementara Nikkei Jepang menguat 0,7%. Pasar saham Hong Kong dan Tiongkok juga dibuka lebih tinggi, didorong oleh peningkatan minat investor terhadap aset berisiko.

Optimisme pasar meningkat setelah rancangan kesepakatan untuk memulihkan pendanaan federal AS melewati tahap awal di Senat pada Minggu malam, menandakan potensi berakhirnya shutdown terpanjang dalam sejarah Amerika. Meski demikian, keputusan final masih menunggu persetujuan penuh dari Kongres sebelum ditandatangani oleh Presiden Donald Trump.

Menurut platform prediksi daring Polymarket, peluang dibukanya kembali pemerintahan AS pada akhir pekan ini mencapai hampir 100 persen. Namun, analis menilai reli pasar tetap rentan terhadap penundaan.

“Pasar bereaksi dengan rasa lega, tetapi masih terlalu dini untuk merayakan. Pembukaan kembali pemerintahan AS akan memulihkan publikasi data ekonomi yang sempat tertunda, dan hal ini bisa membuka ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga,” ujar Vasu Menon, Managing Director Investment Strategy di OCBC Singapore.

BACA JUGA  Gubernur dan Wagub Aceh Bahas Investasi dengan Dubes UAE dan Mubadala

Sementara itu, yen Jepang melemah hingga ÂĄ154,49 per dolar AS, posisi terendah dalam sembilan bulan terakhir, seiring peralihan investor ke aset berisiko. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sempat naik ke 4,147% sebelum turun ke 4,11% menjelang penutupan perdagangan.

Analis ANZ Sydney, Jack Chambers, menilai pasar tidak akan bereaksi negatif terhadap berakhirnya shutdown. “Sejak awal, pelaku pasar sudah berasumsi bahwa penutupan ini bersifat sementara dan akan segera berakhir,” ujarnya.

Dengan sentimen positif yang terus menguat, investor global kini menanti langkah berikutnya dari Federal Reserve serta potensi perbaikan data ekonomi AS yang sempat tertunda akibat kebijakan penutupan tersebut.

Posting Terkait

JANGAN LEWATKAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *