Cara Menilai Saham Bank Murah: Panduan PBV untuk Investor

Metode PBV jadi alat utama menilai mahal murahnya saham perbankan.

Jakarta — Saham-saham emiten perbankan kembali menjadi sorotan seiring pergerakannya yang kerap memimpin pemulihan pasar setelah periode tekanan. Dalam dinamika pasar modal, sektor perbankan dikenal sebagai kelompok saham yang biasanya lebih cepat bangkit setelah mengalami koreksi, sehingga banyak investor menjadikannya pilihan utama saat harga sedang murah. Strategi ini dinilai relatif aman bagi investor yang mengejar imbal hasil stabil dalam jangka menengah hingga panjang.

Untuk menentukan apakah saham perbankan berada pada level harga murah atau mahal, investor perlu memahami metode penilaian atau valuasi yang tepat. Salah satu pendekatan yang umum digunakan adalah membandingkan harga saham dengan nilai buku atau price to book value (PBV). Metode ini dianggap lebih relevan dibandingkan price to earnings ratio (PER), mengingat laba perbankan dapat berfluktuasi tajam dari kuartal ke kuartal akibat kompleksitas operasional industri keuangan.

Melansir CPenggunaan PBV memberikan gambaran yang lebih stabil karena basis perhitungannya adalah ekuitas bank, yang cenderung mengalami perubahan lebih lambat. PBV dihitung dari harga saham dibagi nilai buku per saham. Adapun nilai buku merupakan total ekuitas perusahaan dibagi jumlah saham yang beredar. Secara sederhana, nilai buku mencerminkan berapa besar nilai yang secara teoritis diterima pemegang saham jika perusahaan dilikuidasi.

Setelah mendapatkan angka PBV, investor dapat menilai apakah saham tersebut tergolong murah atau mahal dengan membandingkannya dengan bank lain yang berada pada sektor, skala, dan segmentasi bisnis serupa. Dalam industri perbankan, perbandingan umumnya dilakukan berdasarkan kelompok bank berdasarkan modal inti atau KBMI. PBV yang lebih rendah menunjukkan harga yang lebih murah, sehingga secara relatif lebih menarik dibandingkan pesaing dengan PBV lebih tinggi.

BACA JUGA  Vinfast Rencanakan Pabrik Mobil Listrik di Indonesia

Selain membandingkan antarbank, investor juga dapat melihat rata-rata PBV historis suatu saham, misalnya rerata tahunan. PBV band—grafik yang menggambarkan pergerakan PBV dalam rentang waktu tertentu—kini banyak digunakan sebagai alat bantu untuk membaca tren valuasi serta menentukan batas bawah dan atas wajar harga saham.

Dalam dunia investasi, valuasi tidak hanya terbatas pada pendekatan relatif. Terdapat pula metode valuasi absolut seperti dividend discount model (DDM) dan discounted cash flow (DCF), yang menghitung nilai intrinsik perusahaan berdasarkan proyeksi arus kas. Namun bagi investor ritel, valuasi relatif seperti PER dan PBV tetap menjadi pilihan utama karena lebih mudah dipahami dan dihitung tanpa memerlukan asumsi keuangan yang kompleks.

Dengan memahami metode valuasi yang tepat, investor dapat mengambil keputusan investasi yang lebih terukur, terutama di sektor perbankan yang menjadi fondasi stabilitas pasar modal nasional. Penilaian yang akurat bukan hanya meningkatkan peluang mendapatkan saham murah dengan prospek pertumbuhan menjanjikan, tetapi juga memperkuat strategi investasi jangka panjang di tengah dinamika ekonomi yang terus berubah.

Posting Terkait

JANGAN LEWATKAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *