Pencipta Kontroversial Libra, Hayden Davies, Luncurkan Memecoin Baru yang Alami Keruntuhan 99%.
Jakarta – Kontroversi Kripto, keruntuhan Memecoin dan pernyataan Bitcoin, dalam dunia kripto, Hayden Davies, salah satu pencipta token Libra yang kontroversial, kembali mencuri perhatian dengan meluncurkan memecoin baru yang mengalami keruntuhan besar-besaran. Memecoin yang diberi nama Wolf (WOLF) ini merosot hingga 99% meskipun sebelumnya sempat mencatatkan kapitalisasi pasar hingga $42 juta.
Kontroversi Kripto, Memecoin Wolf, yang diluncurkan pada 8 Maret 2025, mengandalkan rumor tentang Jordan Belfort, tokoh terkenal “Wolf of Wall Street”, yang konon akan meluncurkan tokennya sendiri. Namun, meskipun meraih popularitas sejenak, token ini ternyata menunjukkan pola perdagangan yang mencurigakan. Menurut laporan dari Bubblemaps pada 15 Maret, sekitar 82% dari pasokan token WOLF terkonsentrasi pada satu entitas yang sama, yang mirip dengan pola yang terjadi pada token Libra (LIBRA) sebelumnya.
Melansir Cointelegraph, Davis, yang juga terlibat dalam penciptaan Melania Meme (MELANIA) dan token Libra, semakin mendapat sorotan terkait dengan dugaan penarikan karpet (rug pull) yang menyebabkan kerugian besar pada investor Libra senilai $107 juta. Aktivitas ini memicu seruan agar Interpol mengeluarkan Red Notice terhadap dirinya.
Investor Uber Jason Calacanis Kontroversial dengan Pernyataan “Bangun Bitcoin yang Lebih Baik”
Pernyataan kontroversial datang dari investor teknologi dan pendukung awal aplikasi Uber, Jason Calacanis, yang memicu reaksi keras dari komunitas Bitcoin. Pada 14 Maret, Calacanis menyatakan melalui Twitter kepada 981.600 pengikutnya bahwa Bitcoin akan digantikan oleh sesuatu yang lebih baik, mengklaim bahwa saatnya telah tiba untuk “membangun Bitcoin yang lebih baik.”
“Bitcoin telah menjadi permainan yang luar biasa, tetapi dengan beberapa pemain raksasa yang memojokkan pasar, waktunya tepat untuk membangun versi yang lebih baik – memulai kembali permainan,” ungkap Calacanis.
Pernyataan ini memicu perdebatan sengit, di mana sejumlah tokoh penting dalam ekosistem Bitcoin segera menanggapi. Brady Swenson, pendiri Swan Bitcoin, menyatakan bahwa Bitcoin sebagai protokol yang dominan tidak akan tergantikan, meskipun ada ruang untuk pengembangan protokol lapisan-2 yang dapat meningkatkan kinerja jaringan Bitcoin.
Pavel Durov, Pendiri Telegram, Meninggalkan Prancis Menuju Dubai setelah Mendapat Izin Pengadilan
Pendiri aplikasi perpesanan Telegram, Pavel Durov, dikabarkan telah meninggalkan Prancis pada 13 Maret 2025 setelah mendapatkan persetujuan dari pengadilan setempat. Durov dilaporkan telah memperoleh izin untuk meninggalkan negara itu dan melanjutkan perjalanannya ke Dubai, sebuah kota yang dikenal dengan kebijakan bisnis yang ramah dan minim perjanjian ekstradisi dengan berbagai negara.
Menurut laporan yang dikutip dari AFP, Durov meninggalkan Prancis dengan persetujuan pihak berwenang dan dikatakan akan berada di Dubai selama beberapa minggu ke depan. Langkah ini menambah spekulasi tentang alasan kepindahannya yang kemungkinan terkait dengan iklim bisnis dan hukum yang lebih menguntungkan di Dubai.
Komentar