Sadis! Influencer Ditembak Mati Saat Live TikTok

Influencer Kecantikan Meksiko Ditembak Mati saat Siaran Langsung, Diduga Korban Femisida.

 

 

Jakarta – Seorang influencer kecantikan asal Meksiko, Valeria Márquez (23), tewas ditembak saat melakukan siaran langsung di media sosial TikTok, Jumat (16/5), waktu setempat. Insiden tragis ini terjadi di sebuah salon miliknya di Zapopan, negara bagian Jalisco, Meksiko.

Dalam video yang sempat tersiar luas di platform digital, Márquez tampak menerima sebuah paket kecil di depan pintu rumahnya. Saat kembali ke kamera, ia dengan ceria menunjukkan boneka binatang dari dalam bingkisan sambil berujar, “Dia anak babi kecil!”. Tak lama kemudian, terdengar suara tembakan. Márquez ditemukan tergeletak di kursi, bersimbah darah, sementara siaran langsung masih terus berlangsung hingga seseorang mengambil alih ponselnya.

Pihak Kejaksaan Jalisco menyatakan bahwa korban diduga ditembak oleh seorang pria yang menyusup ke salon tersebut. Pelaku sempat terlihat mendatangi lokasi beberapa saat sebelum kejadian dan menanyakan keberadaan Márquez. Ia kembali di hari yang sama dan diduga melancarkan aksinya saat Márquez tengah fokus pada siaran langsung.

Melansir CNBC Indonesia, penyelidikan sementara mengarah pada dugaan femisida, yakni pembunuhan terhadap perempuan karena alasan gender. Dugaan ini menguat mengingat tingginya angka kekerasan berbasis gender di Meksiko dalam beberapa tahun terakhir.

Márquez dikenal luas di media sosial dengan lebih dari 100.000 pengikut di Instagram. Kematian tragisnya menambah panjang daftar perempuan yang menjadi korban kekerasan ekstrem di Meksiko, negara yang masih bergulat dengan tingginya angka pembunuhan terhadap perempuan.

Berdasarkan data pemerintah, sepanjang 2024, tercatat 847 kasus pembunuhan perempuan di seluruh Meksiko. Dalam kurun Januari hingga Maret tahun ini saja, terdapat 162 kasus serupa. Amnesty International mencatat, meski tidak semua pembunuhan perempuan dikategorikan sebagai femisida, namun praktik ini meluas dan menyentuh hampir seluruh negara bagian.

BACA JUGA  Tagih Utang Berujung Maut, Pegawai Koperasi Tewas

Direktur Human Rights Watch untuk kawasan Amerika, Juanita Goebertus, menyebut bahwa dari sekitar 4.000 kasus pembunuhan perempuan pada 2022, hanya 67 persen yang berujung pada vonis pengadilan. “Tantangan terbesarnya adalah meningkatkan kapasitas penegak hukum untuk menyelidiki, melindungi korban, serta memastikan keadilan ditegakkan,” ujarnya seperti dikutip CNN International, Sabtu (17/5).

Kasus Márquez bukan satu-satunya yang mengguncang Meksiko dalam sepekan terakhir. Beberapa hari sebelumnya, seorang kandidat wali kota di negara bagian Veracruz juga tewas ditembak saat melakukan siaran langsung, bersama tiga orang lainnya.

Hingga kini, aparat belum mengumumkan identitas pelaku maupun motif di balik pembunuhan Márquez. Dugaan keterkaitan dengan kelompok kriminal bersenjata atau kartel narkoba masih menjadi bagian dari penyelidikan yang tengah berlangsung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *