Gen Z Bosan Smartphone, Feature Phone Jadi Pilihan Baru

Gen Z Mulai Tinggalkan Smartphone, Feature Phone Kembali Jadi Tren.

 

 

Jakarta — Gen Z kini menunjukkan kejenuhan terhadap penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari. Di sejumlah negara, mereka mulai beralih ke ponsel fitur (feature phone) atau yang kerap disebut “dumb phone” — perangkat sederhana yang hanya memiliki fungsi dasar seperti telepon dan pesan teks.

Menurut Jose Briones, seorang influencer yang aktif dalam komunitas pengguna dumb phone, tren ini merefleksikan kejenuhan generasi muda terhadap ketergantungan pada layar ponsel pintar. “Saya kira hal ini terlihat di kalangan tertentu dari Gen Z — mereka mulai bosan dengan layar,” ujarnya seperti dikutip dari CNBC International, Sabtu (28/6/2025).

Fenomena ini mulai berkembang di Amerika Serikat sejak beberapa tahun terakhir, ditandai dengan meningkatnya penjualan ponsel fitur. Salah satu perusahaan yang mendapat keuntungan dari tren ini adalah HMD Global, pemegang lisensi merek Nokia, yang dikenal luas dengan jajaran ponsel klasiknya dari awal 2000-an.

Data menunjukkan, penjualan feature phone di Amerika Serikat sempat melonjak hingga puluhan ribu unit per bulan pada 2022, bahkan ketika penjualan smartphone global justru mengalami perlambatan. Pasar ponsel fitur secara global masih didominasi oleh kawasan Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika, dengan kontribusi lebih dari 80 persen terhadap total penjualan menurut laporan Counterpoint Research.

Pasar Smartphone Indonesia Masih Berfluktuasi

Sementara itu, di Indonesia, pasar smartphone menunjukkan dinamika yang cukup menarik. Setelah mengalami penurunan sebesar 14,3 persen pada 2023 — hanya mencatatkan pengiriman sebanyak 35 juta unit — pasar kembali tumbuh positif pada 2024.

Menurut laporan Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker dari International Data Corporation (IDC), penjualan smartphone di Indonesia meningkat 15,5 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi hampir 40 juta unit pada 2024. Pertumbuhan terutama terjadi pada semester pertama 2024, setelah beberapa kuartal sebelumnya mengalami kontraksi.

BACA JUGA  Nenek Moyang Google Maps: Penemuan Wanita Muslim Diakui Dunia

Di kuartal IV 2024, pasar tumbuh sebesar 9,6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, meskipun secara kuartalan nyaris stagnan (-0,2 persen). Pendorong utama pertumbuhan berasal dari segmen ultra low-end (harga di bawah Rp 1,6 juta), yang dikuasai oleh Transsion — produsen asal Tiongkok pemilik merek Infinix, Tecno, dan Itel.

Segmen menengah (Rp 3,2 juta – Rp 9,8 juta) juga mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 24,9 persen YoY, dipimpin oleh OPPO. Sebaliknya, smartphone premium (di atas Rp 10 juta) justru mengalami penurunan sebesar 9,2 persen, sebagian besar akibat pelarangan penjualan iPhone 16 pada kuartal terakhir 2024.

IDC juga mencatat peningkatan penetrasi ponsel 5G secara signifikan, dari 17,1 persen pada 2023 menjadi 25,8 persen pada 2024. Pertumbuhan ini ditopang oleh semakin banyaknya model baru serta harga perangkat 5G yang semakin terjangkau bagi konsumen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *