Departemen Transportasi AS mencatat 48 kasus kriminal dalam tiga bulan pertama 2025, mulai dari pemerkosaan hingga perkelahian massal di terminal kapal pesiar.
Jakarta — Tingkat kejahatan di kapal pesiar yang berangkat dari Amerika Serikat dilaporkan mencapai angka tertinggi dalam dua tahun terakhir. Data Departemen Transportasi AS mencatat, sepanjang 1 Januari hingga 30 Maret 2025 terdapat 48 kasus kejahatan di kapal pesiar.
Rincian kejahatan di Kapal Pesiar AS, 23 kasus dilaporkan sebagai pemerkosaan, 10 kasus serangan seksual, dan tujuh kasus serangan fisik. Seluruh insiden terjadi di atas kapal pesiar.
Robert McDonald, mantan agen khusus Layanan Rahasia sekaligus dosen ilmu keadilan pidana di Universitas New Haven, menilai peningkatan angka kejahatan menjadi ancaman serius bagi industri pelayaran wisata.
“Informasi seperti ini seringkali tidak dilaporkan sejak awal, karena dapat menimbulkan citra negatif bagi perusahaan. Namun, energi negatif itu pada akhirnya menciptakan bayangan gelap bagi industri kapal pesiar,” kata McDonald kepada Fox News Digital.
McDonald menambahkan, kondisi kapal pesiar yang penuh sesak membuat potensi tindak kejahatan semakin tinggi. “Setiap kali banyak orang berkumpul, apalagi disertai alkohol dan suasana santai, risiko tindak kriminal meningkat. Hal ini berlaku di kapal pesiar, resor, maupun acara besar seperti pertandingan olahraga,” ujarnya.
Salah satu insiden yang menyorot perhatian publik terjadi pada 21 Maret lalu. Dua imigran ilegal ditangkap setelah diduga melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki berusia 14 tahun di kapal pesiar Independence of the Seas milik Royal Caribbean. Kedua tersangka, Jose Prudencio Diaz (36) dan Ricardo Daniel Mondragon Leal (37), didakwa atas tuduhan pelecehan anak dan tindakan cabul.
Melansir nypost.com, Menurut laporan Kantor Sheriff Miami-Dade, korban mengaku dipaksa menyentuh pelaku ketika berada di sauna kapal. Leal juga dituduh melakukan tindakan seksual paksa. Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, menegaskan melalui akun resminya di X bahwa kedua pelaku akan segera dideportasi.
Kekerasan juga terjadi dalam kasus terpisah pada 26 April. Puluhan penumpang Carnival Cruise Line terlibat perkelahian di terminal Pelabuhan Galveston, Texas, saat proses turun dari kapal. Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan penumpang saling dorong, memukul, dan menendang.
Menanggapi insiden itu, pihak Carnival Cruise Line menempatkan 24 penumpang dalam daftar “Do Not Sail” atau larangan berlayar di semua armada perusahaan. “Kami tidak akan mentolerir perilaku semacam ini. Kasus tersebut sudah kami serahkan kepada pihak berwenang,” ujar juru bicara Carnival.