Lebih dari 300 orang meninggal, 290 hilang, dan ribuan warga terisolasi akibat banjir dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Banda Aceh — Bencana banjir dan longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatera, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, terus menunjukkan dampak yang semakin parah. Berdasarkan data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Minggu (30/11/2025), tercatat lebih dari 300 orang meninggal dunia, sementara 290 warga lainnya masih dinyatakan hilang.
Selain menimbulkan jatuhnya korban jiwa, bencana hidrometeorologi tersebut juga merusak puluhan ribu rumah warga serta fasilitas umum, termasuk sekolah, rumah sakit, jembatan, dan jalan nasional penghubung antar-provinsi. Di sejumlah titik, akses transportasi dan telekomunikasi lumpuh total sehingga menghambat distribusi logistik dan proses evakuasi.
Sejumlah daerah terdampak mulai menyatakan kesulitan menangani bencana karena keterbatasan sumber daya manusia, logistik, dan anggaran. Salah satunya adalah Kabupaten Pidie Jaya, yang secara resmi telah mengirim surat kepada Gubernur Aceh menyatakan tidak sanggup lagi menangani keadaan darurat tersebut. Kondisi serupa juga terjadi di beberapa wilayah yang masih terisolasi.
Menanggapi situasi kritis ini, Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Perwakilan Pidie Jaya, Muhammad Zubir, SH, MH, meminta Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk segera menetapkan Status Darurat Bencana Nasional bagi wilayah Sumatera.
Menurut Zubir, bencana di tiga provinsi tersebut telah memenuhi indikator penetapan Darurat Bencana Nasional, mengingat pemerintah daerah sudah tidak mampu lagi:
- Memobilisasi sumber daya manusia dalam penanganan darurat bencana.
- Mengaktifkan sistem komando penanganan darurat secara optimal.
- Melaksanakan penyelamatan, evakuasi korban, dan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi.
“Kami berharap Presiden Republik Indonesia segera menetapkan bencana Sumatera sebagai status Darurat Bencana Nasional agar penanganan dapat dilakukan secara maksimal dan terkoordinasi,” ujar Zubir.
Hingga kini, BNPB dan berbagai unsur TNI/Polri, Basarnas, relawan, dan pemerintah daerah masih terus melakukan pencarian korban, membuka akses wilayah terisolasi, dan menyalurkan bantuan darurat.







