Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA Klarifikasi Data Normalisasi Listrik, Minta Publik Tidak Salahpaham.
Banda Aceh — Pemerintah Aceh menyampaikan klarifikasi resmi terkait informasi yang disampaikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kepada Presiden Joko Widodo mengenai kondisi pemulihan listrik pascabencana di Aceh. Pernyataan tersebut sebelumnya menyebutkan bahwa 93 persen wilayah Aceh telah kembali menyala pada Minggu malam.
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, dalam keterangan tertulis, Senin (8/12/2025), mengatakan pernyataan tersebut menimbulkan kebingungan dan kekecewaan di tengah masyarakat karena dianggap tidak sesuai dengan kondisi faktual di lapangan. Situasi ini berpotensi meningkatkan tekanan dan resistensi terhadap petugas PLN yang sedang bekerja memulihkan jaringan.
Menurut MTA, berdasarkan pembaruan data dari sejumlah rapat koordinasi, pasokan listrik aktual di Aceh saat ini baru mencapai 60–70 persen untuk jaringan menengah. Sementara untuk wilayah Banda Aceh, tingkat pemulihan berada pada kisaran 35–40 persen.
Ia menjelaskan, apabila suplai tegangan tinggi dari Arun selesai dirampungkan hari ini atau esok, maka pemulihan listrik di Banda Aceh dan kawasan sekitarnya diperkirakan dapat mencapai 100 persen, karena jaringan tegangan rendah di masyarakat relatif tidak mengalami kerusakan signifikan.
Adapun daerah yang mengalami kerusakan paling parah pada jaringan arus menengah di wilayah permukiman—seperti Aceh Tamiang, Aceh Utara, dan Aceh Timur—masih berada di bawah 40 persen. Untuk Lhokseumawe, tingkat pemulihan mencapai sekitar 75 persen, sementara wilayah Barat Selatan Aceh berada pada kisaran 70–80 persen.
MTA menegaskan, petugas PLN di lapangan yang jumlahnya hampir 1.000 personel dari berbagai daerah, saat ini bekerja maksimal untuk mempercepat pemulihan listrik bagi seluruh masyarakat Aceh.
“Kami berharap kekeliruan informasi tersebut tidak menimbulkan kekecewaan yang berdampak pada keselamatan petugas PLN di lapangan. Mereka sedang berjuang siang malam untuk pemulihan listrik,” ujarnya.
Pemerintah Aceh juga mengimbau semua pihak berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan publik, khususnya di situasi bencana yang berdampak besar terhadap psikologis korban dan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
“Cintailah Aceh. Terima kasih,” tutup MTA.







