Pesawat Jatuh, 20 Pekerja Minyak Tewas

Kecelakaan tragis ini terjadi sekitar 30 menit setelah pesawat lepas landas dari Bandara Bentiu yang menuju ibu kota Juba.

 

 

Jakarta – Pesawat jatuh ada 21 penumpang dalam pesawat yang dioperasikan oleh Light Air Services Aviation Company mengalami kecelakaan di Sudan Selatan, mengakibatkan sedikitnya 20 orang pekerja minyak tewas. Hanya satu orang yang berhasil selamat dari tragedi tersebut.

Kecelakaan tragis ini terjadi sekitar 30 menit setelah pesawat lepas landas dari Bandara Bentiu yang menuju ibu kota Juba. Pesawat jatuh sekitar 500 meter dari bandara, tepatnya di dekat ladang minyak Negara Bagian Unity, pada pukul 10:30 waktu setempat.

“Pesawat jatuh hanya beberapa ratus meter dari bandara,” ujar Menteri Informasi Negara Bagian Unity, Gatwech Bipal Both, kepada AFP, dilansir CNBC Indonesia Rabu (29/1/2025).

“Ada 21 orang di dalam pesawat, dan sejauh ini hanya satu orang yang berhasil selamat.”

Satu-satunya korban selamat adalah seorang insinyur asal Sudan Selatan yang bekerja di ladang minyak di dekat lokasi kecelakaan. Ia segera dievakuasi ke Rumah Sakit Negara Bagian Bentiu untuk mendapatkan perawatan medis darurat.

Pemerintah setempat menyatakan kesedihan mendalam atas peristiwa tragis ini dan segera memerintahkan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan pesawat tersebut.

“Sebagian besar orang menduga kecelakaan ini mungkin disebabkan oleh benturan mekanis,” tambah Gatwech, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pesawat penumpang yang jatuh adalah pesawat buatan Ukraina yang dicarter oleh Greater Pioneer Operating Company (GPOC), sebuah perusahaan minyak yang beroperasi di wilayah Sudan Selatan.

Menurut manifes penerbangan yang dilihat AFP, pesawat tersebut membawa 21 penumpang, terdiri dari 16 warga Sudan Selatan, dua warga negara China, dan satu warga negara India, serta tiga awak pesawat.

BACA JUGA  Kecalakaan Pesawat Jeju Air: Laporan Resmi Segara Dirilis

Semua 21 penumpang tersebut adalah karyawan Greater Pioneer Operating Company (GPOC) yang melakukan perjalanan rutin dari ladang minyak di Unity ke ibu kota Sudan Selatan, Juba.

Beberapa foto yang beredar di media sosial menunjukkan puing-puing pesawat yang terbalik, dengan bagian badan pesawat yang hancur dan berserakan di sekitar lokasi kecelakaan.

Salah satu foto yang beredar, namun belum diverifikasi keasliannya, menunjukkan seorang korban yang tergeletak di luar badan pesawat yang hancur.

Pesawat Jatuh Dapat Perintah Investigasi

Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir Mayardit, menyatakan kesedihan mendalam atas kecelakaan pesawat yang menewaskan sedikitnya 20 orang. Ia juga mendoakan kesembuhan bagi satu-satunya korban selamat.

“Saya berdoa agar korban yang selamat segera pulih,” ujar Presiden Kiir dalam pernyataannya.

Presiden Salva Kiir juga memerintahkan Kementerian Transportasi dan otoritas terkait untuk segera melakukan penyelidikan menyeluruh dan transparan untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan pesawat tersebut.

Sudan Selatan, yang memperoleh kemerdekaannya dari Sudan pada tahun 2011, masih menghadapi berbagai tantangan pembangunan, salah satunya adalah infrastruktur transportasi yang belum memadai.

Kecelakaan udara cukup sering terjadi di Sudan Selatan, dan seringkali disebabkan oleh faktor-faktor seperti kelebihan muatan, cuaca buruk, serta kondisi infrastruktur penerbangan yang belum memadai.

Pada tahun 2021, sebuah pesawat kargo yang membawa bahan bakar untuk Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengalami kecelakaan di dekat ibu kota Juba, menewaskan lima orang.

Pada tahun 2015, sebuah pesawat kargo Antonov jatuh di Juba, ibu kota Sudan Selatan, akibat kelebihan muatan, mengakibatkan tewasnya 36 orang.

Pada tahun 2017, sebuah pesawat yang membawa 37 orang penumpang mengalami kecelakaan di Bandara Wau, Sudan Selatan, setelah menabrak truk pemadam kebakaran di landasan pacu. Semua penumpang berhasil selamat, meskipun pesawat mengalami kebakaran hebat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *