Elon Musk Diserbu 100 Pertanyaan Setelah Masuk Gedung Putih

Elon Musk bahkan tercatat telah menyumbangkan dana sebesar US$270 untuk kampanye Trump dan Partai Republik.

 

 

Jakarta – Elon Musk memulai karirnya dalam pemerintahan Donald Trump sebagai kepala operasi pemerintahan AS, bukan sebagai penasihat. Jabatan ini menimbulkan pertanyaan dari para pemegang saham Tesla mengenai potensi konflik kepentingan antara peran Musk di Tesla dan tanggung jawabnya di pemerintahan Trump.

Dalam laporan pendapatan Tesla, Elon Musk, selaku CEO, dihadapkan pada lebih dari 100 pertanyaan. Sejumlah pertanyaan tersebut terkait dengan peran resminya di Department of Government Efficiency (DOGE) dan khawatir apakah fokusnya pada Tesla akan terbagi setelah bergabung dengan tim pemerintahan di Gedung Putih.

Pertanyaan lainnya yang diajukan adalah terkait pembagian waktu dan prioritas Musk antara tugasnya di Gedung Putih dan tanggung jawabnya sebagai CEO Tesla.

“Apakah Anda yakin dia memberi Tesla fokus yang dibutuhkan?” kata seorang investor ritel, dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (31/1/2025).

Elon Musk memang dikenal sebagai pendukung setia Donald Trump sejak kampanye pemilu sebelumnya. Ia bahkan tercatat telah menyumbangkan dana sebesar US$270 untuk kampanye Trump dan Partai Republik.

Namun, dukungan Musk terhadap Trump tidak hanya berhenti pada sumbangan dana. Ia juga memiliki kepentingan bisnis yang signifikan dengan dukungannya terhadap Trump. Sebagai contoh, Trump telah berjanji untuk membalikkan kebijakan pemerintahan Presiden Joe Biden yang dapat menguntungkan perusahaan seperti Tesla dan SpaceX yang dimiliki oleh Musk.

Dengan demikian, dukungan Musk terhadap Trump dapat dilihat sebagai strategi bisnis yang cerdas untuk memperluas pengaruh dan keuntungan perusahaannya.

Elon Musk, orang terkaya dunia, terlibat aktif dalam kampanye politik, terutama dalam mendukung Donald Trump. Ia bahkan menyumbang dana sebesar $132 juta untuk kampanye Trump dan Partai Republik.

BACA JUGA  Adies Kadir Apresiasi Program Pembinaan Inovatif di Lapas Sukamiskin

Musk juga terlihat dalam pelantikan Trump di Gedung Capitol dan kerap membicarakan Trump serta kebijakannya.

Selain itu, Musk juga mendukung partai sayap kanan Jerman, Alternative für Deutschland (AfD), dan bahkan berbicara secara terbuka untuk mendukung partai tersebut.

Musk juga terlihat melakukan gerakan yang dianggap sebagai penghormatan bagi Nazi dalam pelantikan minggu lalu. Namun Musk menanggapi kritikan tersebut dengan menyebutnya sebagai gerakan kebencian dengan tipuan.

Elon Musk kembali terlibat dalam kontroversi setelah memainkan kata-kata bertema Nazi di platform X. Ia juga muncul dalam sebuah video di rapat Alternative für Deutschland (AfD) di Halle, Jerman, yang memicu kekhawatiran tentang dukungannya terhadap partai sayap kanan tersebut.¹

Dalam video tersebut, Musk menyampaikan dukungannya terhadap AfD dan meminta masyarakat Jerman untuk “melampaui rasa bersalah masa lalu”. Ia juga membahas tentang pentingnya menjaga budaya Jerman dan melindungi rakyat Jerman.

Musk telah menjadi sorotan karena dukungannya terhadap partai-partai sayap kanan, termasuk AfD di Jerman dan Partai Republik di Amerika Serikat. Ia juga telah terlibat dalam kontroversi lainnya, seperti memainkan kata-kata bertema Nazi di platform X, yang memicu kekhawatiran tentang pandangannya terhadap sejarah dan politik.

Komentar