Ketika dua warga Israel dibebaskan di Khan Younis, Gaza, warga Palestina berkumpul untuk menyaksikan proses penyerahan tersebut.
Jakarta – Pembebasan Tawanan Israel di Gaza, Warga Palestina Merayakan. Abu Yusuf, 32 tahun, telah berdiri di tengah kerumunan di dekat reruntuhan bekas rumah Yahya Sinwar, pemimpin politik dan militer Hamas yang tewas, sejak pukul 8 pagi. Dengan putranya yang berumur empat tahun bertengger di pundaknya, ia menunggu untuk melihat sekilas dua tawanan Israel yang akan dibebaskan.
Di sekitar Abu Yusuf, ribuan orang berkumpul di tengah lautan bendera hijau Hamas dan spanduk hitam Jihad Islam Palestina. Mereka juga menampilkan potret-potret tokoh-tokoh penting seperti Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Lebanon yang gugur akibat serangan Israel pada September 2024, Abdel-Malik al-Houthi, pemimpin Houthi Yaman, serta foto Fathi Shaqaqi, pendiri Jihad Islam yang telah meninggal. Kerumunan ini menunjukkan solidaritas dan dukungan terhadap kelompok-kelompok tersebut.
“Saya merasa bangga menyaksikan pembebasan para tahanan ini sebagai bagian dari upaya pembebasan banyak warga Palestina yang telah dipenjara di Israel selama puluhan tahun,” ujar Abu Yusuf.
Pembebasan tawanan Israel dan Palestina merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata yang berisiko tinggi untuk mengakhiri perang berdurasi berbulan-bulan. Perang ini dimulai pada 7 Oktober 2023 setelah serangan mematikan yang dilancarkan oleh pejuang Hamas ke Israel.

Berdasarkan kesepakatan yang mulai berlaku pada 19 Januari, Hamas akan membebaskan 33 tawanan Israel dalam waktu enam minggu. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 1.650 tahanan Palestina dari penjara mereka.
Pertukaran tahanan antara Israel dan Palestina yang berlangsung pada hari Kamis merupakan pertukaran ketiga sejak gencatan senjata dimulai. Pembebasan dimulai dengan pembebasan tentara Israel berumur 20 tahun, Agam Berger, di kamp pengungsi Jabalia, Gaza utara.
Selanjutnya, warga sipil Israel Arbel Yehud dan Gadi Moses, serta lima warga negara Thailand, dibebaskan di Khan Younis, Gaza selatan, dalam serah terima yang diawasi oleh Brigade al-Quds, sayap bersenjata Jihad Islam.
Pada hari yang sama, otoritas Israel membebaskan 110 tahanan Palestina, termasuk 32 orang yang menjalani hukuman seumur hidup dan 30 anak di bawah umur. Abu Yusuf, yang telah berjalan lebih dari lima kilometer dari desanya untuk menyaksikan pembebasan tersebut, mengungkapkan kegembiraannya atas pembebasan para tawanan.
Ia menunggu lebih dari empat jam untuk menyaksikan momen tersebut. Pertukaran tahanan ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang disetujui oleh Israel dan Hamas pada 15 Januari 2025.
Abu Yusuf mengungkapkan bahwa pembebasan para tawanan Israel sebagai ganti tahanan Palestina membuatnya merasa bahwa pengorbanan dalam perang ini tidak sia-sia.
“Pemandangan ini membantu meringankan rasa sakit karena kehilangan rumah dan kerabat saya akibat serangan udara Israel,” katanya, dikutip dari Al Jazeera Jumat (31/1).
Saat truk-truk pikap lapis baja melintas membawa para pejuang yang mengenakan perlengkapan tempur dan penutup kepala hitam, Abu Yusuf menunjuk ke arah mereka dengan rasa bangga.
“Para pejuang perlawanan masih di sini, hidup, dan mampu membalas, Seluruh percakapan ini adalah pengingat bahwa pendudukan telah gagal menghancurkan kita,” tegasnya.
Yasmin, seorang perempuan berumur 28 tahun, melambaikan spanduk dengan tulisan “Kepada semua yang berdiri bersama kami, kemenangan kami adalah milik kalian.

“Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada negara-negara yang mendukung perlawanan Palestina, seperti Iran, Hizbullah Lebanon, dan Yaman. Namun, Yasmin juga menekankan bahwa keteguhan hati rakyat kami membawa kami ke sini.”
Hal ini menunjukkan bahwa semangat dan keteguhan hati rakyat Palestina merupakan faktor penting dalam mencapai kemenangan simbolis ini.
Puluhan pengunjuk rasa berkumpul untuk menyaksikan pembebasan dua tawanan Israel di Khan Younis, Gaza selatan. Meskipun ada penundaan dua jam, semangat massa tetap tinggi. Mereka merekam momen tersebut dengan ponsel pintar dan meneriakkan slogan-slogan perayaan.
Dua tawanan Israel yang dijaga ketat oleh pejuang Brigade Al-Quds bergerak melewati kerumunan menuju perwakilan dari Komite Internasional Palang Merah (ICRC). Para pengamat berbondong-bondong maju untuk mengambil foto.
Mohammed, 22 tahun, berseru, “Arbel, kamu telah menyebabkan begitu banyak masalah bagi kami,” merujuk pada kontroversi terkait pembebasan Arbel Yehud. Israel menyatakan bahwa Yehud seharusnya dibebaskan pada hari Sabtu sebelumnya.
Di antara para penonton, orang-orang menggambarkan perasaan campur aduk antara kegembiraan dan kesedihan setelah perang yang telah menewaskan sedikitnya 47.035 warga Palestina dan melukai 111.091 orang. Teriakan “Allahu Akbar!” menggema di jalan-jalan.
Abdul Qadir, seorang pria berumur 63 tahun, menyaksikan dengan diam dan berkata, “Penghargaan diberikan kepada Palestina,” yang telah bertahan lebih dari 15 bulan di tengah penembakan tanpa henti.
Ia menambahkan, “Ketahanan kita memaksa dunia untuk melihat kita. Kita bertahan dari bom, pengepungan, kehilangan. Tapi apa yang tersisa? Lihatlah kehancuran ini: rumah kita, pertanian kita. Ini adalah harga yang kita bayar.” tanyanya
Komentar