Perang Dagang Meningkat, China Sasar Perusahaan Teknologi AS

Regulator belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai jenis pelanggaran yang diduga atau rencana penyelidikan selanjutnya.

 

 

Jakarta – Perang dagang, China mengambil tindakan balasan dengan menyasar perusahaan Amerika Serikat seperti Google dan Tesla, sebagai respons atas kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap produk impor asal China.

Perang dagang, Pemerintah China melalui regulator pasar telah memulai penyelidikan terhadap Google atas dugaan pelanggaran hukum anti-monopoli. Meskipun demikian, regulator belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai jenis pelanggaran yang diduga atau rencana penyelidikan selanjutnya.

Dalam kontribusi China terhadap pendapatan global Google saat ini sekitar 1 persen. Meskipun layanan mesin pencarian Google diblokir di China, perusahaan tersebut masih memperoleh pendapatan dari pengiklan asal China, seperti dilansir CNBC Indonesia, Rabu, (5/2/2025)

Selain Google, perusahaan teknologi lain yang menjadi sasaran China adalah Tesla. Pemerintah China mengumumkan pemberlakuan tarif sebesar 10 persen atas impor beberapa jenis truk dan sedan bermesin besar dari Amerika Serikat. Kebijakan ini berpotensi mempengaruhi penjualan Cybertruck Tesla di China, yang rencananya akan segera diluncurkan di pasar China.

Selain Google dan Tesla, China juga menargetkan beberapa perusahaan lain, termasuk PVH Corp, produsen merek fesyen terkenal seperti Calvin Klein dan Tommy Hilfiger, serta perusahaan bioteknologi Illumina. Kedua perusahaan tersebut dituduh melakukan praktik diskriminatif terhadap perusahaan China dan akibatnya dimasukkan ke dalam “daftar entitas tidak tepercaya”.

Perusahaan yang dimasukkan dalam daftar hitam tersebut akan menghadapi ancaman sanksi berupa denda dan penalti lainnya. Sanksi tersebut mencakup penyetopan aktivitas perdagangan, pencabutan izin untuk pekerja asing, serta kemungkinan tindakan lainnya.

Selain itu, Kementerian Keuangan China juga mengumumkan pemberlakuan tarif impor terhadap beberapa produk asal Amerika Serikat, seperti batu bara dan gas alam cair (LNG) sebesar 15%, serta tarif 10% untuk minyak mentah, peralatan pertanian, dan beberapa jenis kendaraan.

BACA JUGA  Pemko Banda Aceh Defisit Rp39,8 M, Beli Mobil Dinas Rp5,45 M

Bersamaan dengan itu, China juga memperketat kendali ekspor atas beberapa logam tanah jarang dan mineral penting lainnya yang sangat dibutuhkan untuk teknologi maju dan transisi energi bersih. Langkah ini menunjukkan strategi China untuk memperkuat kontrol atas rantai pasokan global dan mempengaruhi dinamika perdagangan internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *