Mentan Amran Sulaiman Copot 11 Pejabat Kementan Terkait Kasus Pupuk Palsu
Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengambil langkah tegas terhadap pejabat yang terlibat dalam kasus pupuk palsu yang merugikan petani hingga Rp3,2 triliun. Sebanyak 11 pejabat Kementerian Pertanian (Kementan), termasuk dua direktur, telah dicopot dari jabatannya akibat keterlibatan mereka dalam skandal ini.
Dalam Rapat Kerja Komite II DPD RI yang digelar pada Selasa (18/2/2025), Amran menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentoleransi praktik yang merugikan petani dan mengancam ketahanan pangan nasional.
“Ada (masalah) pupuk palsu. Kami temukan, itu bukan sandiwara. Alhamdulillah sudah ada yang tertangkap. Akan kami copot, sebentar lagi akan kami pecat,” ungkap Amran dalam Rapat Kerja Komite II DPD RI, dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (18/2/2025).
Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan bahwa setidaknya 27 perusahaan tengah menjalani proses hukum, dengan lima di antaranya terbukti memproduksi pupuk palsu. Amran menegaskan bahwa pemerintah tidak akan memberikan ruang bagi siapa pun yang merugikan petani dan negara.
“Bahkan yang kami pecat itu sahabat saya sendiri, tapi apa boleh buat? Ini merugikan petani Rp3,2 triliun. Ini tidak boleh dibiarkan,” tegasnya.
Amran Laporkan ke Presiden dan Perkuat Pengawasan
Kasus ini telah dilaporkan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto. Amran meminta dukungan penuh untuk membersihkan kementerian dari segala bentuk praktik kecurangan, baik yang dilakukan oleh internal Kementan maupun pihak eksternal.
Ia menekankan bahwa pupuk palsu tidak hanya menyebabkan kerugian finansial bagi petani, tetapi juga berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional.
“Bukan hanya menyakiti petani, menyakiti negara. Kenapa? Ujungnya adalah negara yang bermasalah. Bisa bayangkan, pupuk palsu itu nilainya Rp19 juta, anggaplah Rp1 juta nilai pupuk, berarti dia merusak 19 juta modal pas-pasan petani, dan petani ikut hancur. Jadi ini juga masalah,” terang dia.
Sebagai langkah perbaikan, Kementan berkomitmen untuk meningkatkan transparansi dalam distribusi pupuk serta memperketat pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang. Amran juga optimistis bahwa Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dalam waktu yang lebih singkat.
“Insya Allah kita selesaikan, dalam dan luar kita perbaiki. Doakan, tanda-tanda yang ada bahwa kita akan swasembada dalam waktu sesingkat-singkatnya,” pungkasnya.
Komentar