Teka-teki Kencan Gen Z: Politik Jadi Penghalang Cinta?

Gen Z Amerika Hadapi Dilema Romantis, Perbedaan Politik Mempengaruhi Pilihan Pasangan, Kemajuan teknologi dan kemunculan aplikasi kencan seperti Hinge dan Tinder.

 

Jakarta – Teka-teki Kencan Gen Z, Politik Jadi Penghalang Cinta, Kemajuan teknologi dan kemunculan aplikasi kencan seperti Hinge dan Tinder telah membuka lebih banyak peluang bagi para lajang di Amerika Serikat untuk menemukan pasangan. Mereka kini tidak lagi terbatas pada lingkaran pertemanan atau kota asal mereka. Namun, generasi muda menghadapi tantangan baru dalam dunia percintaan: perbedaan pandangan politik.

Teka-teki Kencan Gen Z, Di tengah dinamika politik yang terus berubah, terutama setelah era kepemimpinan Donald Trump, banyak pria dan wanita muda merasa semakin sulit menjalin hubungan romantis. Kesenjangan politik yang mencolok dalam pemilu terbaru telah berdampak langsung pada kehidupan sosial, termasuk dunia kencan.

Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh American Enterprise Institute (AEI) pada Januari lalu, lebih dari separuh wanita lajang di seluruh kelompok usia di AS enggan berkencan dengan pendukung Trump. Sementara itu, hampir 40% pria lajang mengaku enggan berkencan dengan seseorang yang mengidentifikasi diri sebagai feminis.

“Orang-orang saat ini cenderung melihat pandangan politik sebagai cerminan karakter seseorang, dan hal ini sangat terkait dengan figur Donald Trump,” ujar Daniel Cox, Direktur AEI’s Survey Center on American Life, dikutip dari Newsweek, Sabtu (22/2).

Ia juga menambahkan bahwa meskipun perbedaan politik selalu ada, pemilu terbaru mempertegas batasan moral bagi banyak individu dalam memilih pasangan.

Salah satu wanita yang disurvei oleh AEI mengungkapkan bahwa perbedaan politik kini bukan sekadar perbedaan pandangan, melainkan mencerminkan perbedaan nilai moral yang fundamental.

Perempuan Gen Z Menolak Berkencan dengan Pendukung Trump

Jessica Calarco, sosiolog dari University of Wisconsin-Madison, menjelaskan bahwa fenomena ini mencerminkan pola demografis pemilih dalam pemilu. Trump mendapatkan dukungan signifikan dari pemilih pria muda, sedangkan perempuan muda lebih banyak memilih Wakil Presiden Kamala Harris dengan selisih suara yang mencolok.

BACA JUGA  Birokrat Kemenkeu jadi Tersangka Kasus Jiwasraya

Rachel Janfaza, peneliti yang kerap berinteraksi dengan pemilih Gen Z, menyatakan bahwa banyak perempuan muda yang ditemuinya menilai dukungan terhadap Trump sebagai ancaman langsung terhadap hak-hak reproduksi mereka.

“Bagi mereka, memilih Trump bukan hanya keputusan politik, tetapi juga serangan terhadap hak dan tubuh mereka,” ujar Janfaza. Sebaliknya, banyak pria muda tetap memilih Trump meskipun mengaku pro-pilihan dalam isu aborsi, yang pada akhirnya memicu rasa pengkhianatan di kalangan perempuan muda.

Teka-teki Kencan Gen Z, Politik Semakin Memengaruhi Hubungan Romantis

Tren ini mencerminkan perubahan dalam lanskap sosial Amerika. Dalam delapan tahun terakhir, hubungan romantis lintas spektrum politik semakin jarang terjadi. Jajak pendapat dari Innerbody Research pada September lalu menunjukkan bahwa enam dari sepuluh orang Amerika menganggap perbedaan politik sebagai hambatan serius dalam hubungan.

Menurut Calarco, banyak perempuan muda kini lebih selektif dalam memilih pasangan, karena mereka melihat dukungan terhadap Trump sebagai simbol ketidakpedulian terhadap hak-hak perempuan. Ia juga menyoroti bahwa meskipun banyak pria liberal mengekspresikan pandangan egaliter, mereka sering kali mengesampingkan nilai-nilai tersebut ketika dihadapkan pada keputusan nyata, seperti prioritas karier dan peran dalam rumah tangga.

“Banyak perempuan semakin waspada, terutama jika seorang pria bersedia memilih kandidat yang mereka anggap bertentangan dengan kepentingan mereka,” tambahnya.

Di tengah pergeseran sosial dan politik ini, hubungan romantis di Amerika tampaknya semakin dipengaruhi oleh ideologi. Bagi generasi muda, perbedaan politik bukan lagi sekadar bahan diskusi, tetapi telah menjadi faktor utama dalam menentukan pasangan hidup.

Komentar