“Ini menjadi kewajiban kami untuk memastikan makanan yang diberikan layak dan aman dikonsumsi. Anak-anak harus kita jaga,” ujar Adnan saat meninjau pelaksanaan program di salah satu sekolah, Kamis (20/2/2025).
LHOKSEUMAWE – Pemerintah Kota Lhokseumawe memastikan kualitas makanan bergizi gratis bagi siswa tetap terjaga dan aman untuk dikonsumsi. Sekretaris Daerah Kota Lhokseumawe, T. Adnan, menyatakan pihaknya secara rutin melakukan pengawasan demi menjamin makanan yang dibagikan memenuhi standar kelayakan.
“Ini menjadi kewajiban kami untuk memastikan makanan yang diberikan layak dan aman dikonsumsi. Anak-anak harus kita jaga,” ujar Adnan saat meninjau pelaksanaan program di salah satu sekolah, Kamis (20/2/2025).
Ia menyebut telah mengecek langsung kondisi makanan yang disajikan dan memastikan tidak ditemukan makanan basi. Menurutnya, anak-anak terlihat antusias dan menikmati hidangan yang disiapkan.
Pemerintah Kota Lhokseumawe, lanjut Adnan, menyampaikan apresiasi kepada Presiden RI atas inisiatif program nasional ini, dan berharap keberlanjutannya dengan dukungan anggaran dari Badan Gizi Nasional.
Sementara itu, Kepala BPKP Perwakilan Aceh, Supriyadi, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, mengungkapkan bahwa program makanan bergizi gratis di Aceh telah berjalan sejak 6 Januari 2025. Meski terdapat beberapa kendala di sejumlah daerah, ia memastikan itu bukan disebabkan oleh kualitas makanan.
“Ada laporan di salah satu kabupaten tentang makanan yang basi, tetapi setelah ditelusuri, ternyata terjadi kesalahan dalam distribusi, bukan karena kualitas makanan,” jelas Supriyadi.
Ia mengimbau semua pihak terlibat, mulai dari pihak sekolah, penyedia jasa katering, hingga SPPG, agar terus menjaga kualitas program. “Jika ada kekurangan, sampaikan kritik yang membangun, bukan langsung menghakimi,” tambahnya.
Menurut Supriyadi, hingga kini pelaksanaan di Lhokseumawe terpantau lancar dan belum ada keluhan berarti. “Artinya, sudah cukup baik,” tutupnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Asisten I Setdako Lhokseumawe, Muhammad Maxalmina, serta Kabag Prokopim, Darius.
Komentar