George Foreman Meninggal Dunia, Dunia Tinju Berduka.
Jakarta — Dunia tinju internasional berduka atas wafatnya legenda tinju kelas berat, George Foreman, pada 21 Maret 2025 di usia 76 tahun. Foreman mengembuskan napas terakhir di Houston, Amerika Serikat, dalam suasana tenang di tengah keluarga tercinta.
Foreman merupakan salah satu ikon terbesar dalam sejarah olahraga tinju. Ia pernah menyandang gelar juara dunia kelas berat sebanyak dua kali, dengan rentang waktu yang luar biasa panjang: dari 1973 hingga 1994. Selain itu, Foreman juga meraih medali emas Olimpiade 1968 di Meksiko, sebuah pencapaian awal yang menandai karier gemilangnya di ring tinju.
Sepanjang karier profesionalnya, Foreman mencatat rekor impresif: 76 kemenangan, termasuk 68 kemenangan KO, dan hanya 5 kekalahan. Ia dikenal luas berkat kekuatan pukulannya yang brutal serta gaya bertarung yang lugas dan agresif. Namanya melejit setelah menaklukkan Joe Frazier pada 1973 dan merebut sabuk juara dunia kelas berat. Namun, salah satu laga paling dikenang publik adalah kekalahannya dari Muhammad Ali dalam duel legendaris “Rumble in the Jungle” pada 1974.
Dua dekade kemudian, pada usia 45 tahun, Foreman mencetak sejarah dengan kembali menjadi juara dunia usai mengalahkan Michael Moorer pada 1994. Ia menjadi juara dunia kelas berat tertua dalam sejarah — sebuah rekor yang belum terpecahkan hingga kini.
Di luar ring, Foreman menjalani transformasi besar. Ia menjadi pendeta dan pengusaha sukses, terutama lewat produk alat pemanggang George Foreman Grill, yang mencatat penjualan jutaan unit di seluruh dunia.
Warisan Foreman dalam dunia tinju tak bisa dilepaskan dari jejak para legenda lainnya seperti Muhammad Ali, Joe Louis, Joe Frazier, Jack Johnson, Rocky Marciano, Larry Holmes, dan Evander Holyfield. Masing-masing tokoh ini meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah olahraga dan budaya populer dunia.
Legenda Tinju Kelas Berat yang Mengguncang Dunia
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3125981/original/004234800_1589284071-000_SAWH970629078620.jpg)
Berikut adalah 10 petinju kelas berat yang telah mengukir sejarah dan meninggalkan warisan abadi dalam dunia tinju:
- George Foreman: Juara dunia kelas berat dua kali dengan selisih 21 tahun, peraih medali emas Olimpiade 1968, dan dikenal dengan kekuatan pukulannya yang dahsyat.
- Mike Tyson: Juara dunia kelas berat termuda dalam sejarah, dikenal dengan julukan ‘Iron Mike’ dan kekuatannya yang luar biasa.
- Muhammad Ali: Salah satu petinju terbesar sepanjang masa, dikenal dengan gaya bertarungnya yang unik dan kepribadiannya yang karismatik.
- Joe Louis: Juara dunia kelas berat selama 12 tahun, dianggap sebagai pahlawan Amerika.
- Joe Frazier: Rival utama Muhammad Ali, dikenal dengan gaya bertarungnya yang agresif.
- Jack Johnson: Petinju kulit hitam pertama yang menjadi juara dunia kelas berat.
- Rocky Marciano: Satu-satunya juara dunia kelas berat yang pensiun tanpa pernah kalah.
- Larry Holmes: Juara dunia kelas berat selama 8 tahun, pernah mengalahkan Muhammad Ali.
- Evander Holyfield: Juara dunia kelas berat empat kali, terkenal karena pertarungannya melawan Mike Tyson.
- Max Schmeling: Petinju Jerman yang dikalahkan Joe Louis di masa Perang Dunia II.
3 Pertandingan George Foreman yang Mengubah Sejarah Tinju
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1297869/original/024357500_1469450360-George-Foreman.jpg)
Tiga pertarungan George Foreman yang paling berkesan adalah:
- George Foreman vs. Joe Frazier (1973): Foreman menang KO ronde kedua, merebut gelar juara dunia kelas berat.
- George Foreman vs. Muhammad Ali (‘Rumble in the Jungle’, 1974): Kekalahan Foreman yang mengejutkan, namun tetap menjadi laga legendaris.
- George Foreman vs. Michael Moorer (1994): Foreman merebut gelar juara dunia kelas berat di usia 45 tahun, memecahkan rekor sebagai juara tertua.
Sementara itu, nama Mike Tyson, salah satu penerus era emas kelas berat, juga terus dikenang. Dikenal sebagai “Iron Mike” atau “Si Leher Beton” di Indonesia, Tyson menjadi juara dunia termuda dalam sejarah kelas berat pada usia 20 tahun. Meski perjalanan kariernya diwarnai kontroversi, reputasinya sebagai legenda tinju tetap terjaga. Pada November 2024, Tyson kembali naik ring dalam laga ekshibisi melawan Jake Paul, meski harus mengakui keunggulan lawannya lewat kemenangan angka.
Kepergian George Foreman meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, penggemar, dan komunitas olahraga dunia. Namun, warisannya sebagai petinju tangguh, pejuang kehidupan, dan figur inspiratif akan terus hidup dalam ingatan banyak orang.