Antropolog Kanada Soroti Peredaran Narkoba di Aceh dalam Diskusi Budaya di Pidie

“Aceh menjadi bagian dari segitiga emas dalam peredaran narkoba. Kondisi ini semakin serius, terutama karena panjangnya garis pantai Aceh yang menjadi jalur masuk barang haram tersebut,” kata Louis

 

Pidie – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Pidie, Turno Junaidi, turut serta dalam diskusi syarah budaya yang diadakan oleh Komunitas Beulangong Tanoh di sebuah warung kopi di Pidie, Sabtu (26/4/2025). Diskusi kali ini mengangkat tema penting mengenai “Narkoba, Budaya, dan Penyembuhannya,” yang mencerminkan keresahan masyarakat Aceh terhadap peredaran narkoba yang semakin mengkhawatirkan.

Diskusi tersebut menghadirkan seorang narasumber yang kompeten, Louis Plottel, seorang antropolog kesehatan dari Universitas Toronto, Kanada. Dalam acara yang dipandu oleh Khairul Fahmi, Kepala Bidang Riset Komunitas Beulangong Tanoh, Louis memaparkan data yang menunjukkan Aceh sebagai salah satu wilayah dengan tingkat prevalensi yang tinggi dalam peredaran dan pemakaian narkoba.

Louis juga menyoroti fenomena yang terjadi pasca-perjanjian damai di Aceh, di mana angka kasus narkoba terus meningkat. Menurutnya, faktor ekonomi menjadi salah satu pemicu utama tingginya angka penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat.

Aceh menjadi bagian dari segitiga emas dalam peredaran narkoba. Kondisi ini semakin serius, terutama karena panjangnya garis pantai Aceh yang menjadi jalur masuk barang haram tersebut,” kata Louis dalam presentasinya.

Mengomentari hal tersebut, Turno Junaidi menyatakan keprihatinannya atas dampak peredaran narkoba terhadap generasi muda Aceh. Ia menegaskan bahwa masalah ini menjadi ancaman besar yang harus segera diatasi untuk melindungi masa depan generasi Aceh.

“Ini menjadi ancaman serius bagi generasi Aceh di masa yang akan datang,” ujar Turno.

Dalam kesempatan tersebut, Turno juga memberikan apresiasi kepada Komunitas Beulangong Tanoh yang telah menyelenggarakan diskusi ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu-isu sosial yang mempengaruhi kesejahteraan bersama.

BACA JUGA  Kasat Narkoba Polres Bone Dicopot Usai Minta Rp80 Juta ke Tersangka

“Diskusi seperti ini harus dilakukan secara rutin, tidak hanya mengenai narkoba, tetapi juga tentang berbagai persoalan sosial lainnya. Hal ini untuk memberikan wawasan serta meningkatkan kesadaran masyarakat,” tambah Turno.

Turno juga menjelaskan bahwa visi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pidie sejalan dengan tujuan kegiatan ini, yang ingin mengembangkan minat literasi dan memperkuat kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut.

Diskusi syarah budaya ini diakhiri dengan harapan agar semua pihak dapat bersinergi dalam memerangi peredaran narkoba, serta menjaga generasi Aceh dari dampak negatifnya.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *