Peluncuran Gagal, Kapal Perusak Korea Utara Rusak Parah dan Picu Kemarahan Kim Jong Un.
Jakarta — Sebuah kapal perusak terbaru milik Angkatan Laut Korea Utara mengalami kerusakan serius saat peluncuran di galangan kapal Chongjin, Rabu (21/5/2025). Insiden ini memicu kemarahan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, yang menuding kelalaian teknis dan manajerial sebagai penyebab utama kegagalan tersebut.
Media pemerintah Korea Utara, KCNA, melaporkan bahwa kapal perang seberat 5.000 ton itu mengalami ketidakseimbangan dan kerusakan struktural pada bagian lambung setelah dudukan pengangkut buritan terlepas dan tersangkut. Insiden terjadi saat peluncuran di pelabuhan timur laut Korea Utara, yang juga dihadiri langsung oleh Kim.
Meski kerusakan kapal belum dirinci secara teknis, pengakuan terbuka atas kegagalan peluncuran merupakan hal yang tidak lazim di Korea Utara. Pengamat menilai hal ini menunjukkan keseriusan rezim Kim dalam membangun kekuatan angkatan laut yang modern dan ofensif.
Kim menyalahkan para pejabat militer, ilmuwan, dan operator galangan atas apa yang ia sebut sebagai “kecelakaan serius dan tindakan kriminal yang disebabkan oleh kecerobohan mutlak dan empirisme yang tidak ilmiah.” Ia memerintahkan penyelenggaraan sidang Partai Buruh Korea pada akhir Juni mendatang untuk mengevaluasi kesalahan tersebut.
Menurut analis militer Moon Keun-sik dari Universitas Hanyang, kecelakaan kemungkinan terjadi karena kru Korea Utara tidak berpengalaman menangani kapal perang berukuran besar dan terlalu terburu-buru dalam proses peluncuran.
“Ini memang memalukan, tetapi pengungkapan ini juga menjadi sinyal bahwa Korea Utara berkomitmen mempercepat modernisasi angkatan lautnya,” ujar Moon, dikutip Yahoo News, Jumat (23/5).
Kapal perusak yang rusak diyakini merupakan kapal kedua dari kelas Choe Hyon, jenis kapal perang terbesar dan tercanggih yang pernah dibangun Korea Utara. Kapal ini dirancang untuk membawa rudal balistik dan rudal jelajah berkemampuan nuklir, serta sistem radar canggih. Kapal pertama dalam kelas ini diluncurkan bulan lalu dan dijadwalkan mulai bertugas tahun depan.
Foto satelit dari Planet Labs menunjukkan kapal kedua dalam kondisi miring dan sebagian terendam di laut dekat dermaga. Gambar tersebut memperlihatkan posisi kapal yang tidak stabil dan dilapisi kain penutup berwarna biru.
Situs pengamat militer 38 North dan Beyond Parallel menyebut bahwa peluncuran kapal dilakukan dengan metode “side launch”, yakni peluncuran menyamping dari dermaga—a metode yang jarang digunakan di Korea Utara.
Analis militer Korea Selatan menduga pengembangan kapal perusak ini dilakukan dengan dukungan teknologi dari Rusia, seiring menguatnya hubungan pertahanan antara kedua negara. Meski angkatan laut Korea Utara dianggap tertinggal dibanding Korea Selatan, kehadiran kapal perusak berpeluru kendali akan memperluas jangkauan serangan dan pertahanan negara tersebut.
Beberapa jam setelah insiden peluncuran, Korea Utara dilaporkan menembakkan sejumlah rudal jelajah dari wilayah sekitar 300 kilometer selatan Chongjin. Militer Korea Selatan menyebut peluncuran ini sebagai bagian dari rangkaian uji coba senjata terbaru Korea Utara, dan saat ini tengah dianalisis lebih lanjut bersama intelijen Amerika Serikat.
Kim Jong Un terus membingkai pengembangan militer negaranya sebagai respons terhadap apa yang ia sebut sebagai ancaman gabungan dari Amerika Serikat dan Korea Selatan, yang telah meningkatkan latihan militer gabungan dalam beberapa tahun terakhir. Ia juga menyebut akuisisi kapal selam bertenaga nuklir sebagai agenda besar selanjutnya dalam memperkuat armada laut Korea Utara.