RS Al-Awda Tutup, WHO: Gaza Utara Kini Tanpa Fasilitas Kesehatan yang Berfungsi.
Jakarta — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Rumah Sakit al-Awda di Gaza utara kini tidak lagi beroperasi setelah menerima perintah evakuasi dari militer Israel. Penutupan rumah sakit ini menandai hilangnya satu-satunya fasilitas kesehatan yang masih berfungsi di wilayah tersebut.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam pernyataan resminya yang disampaikan melalui platform X, mengungkapkan keprihatinan mendalam atas situasi ini. Ia menyebutkan bahwa saat ini masih terdapat 97 orang yang berada di dalam bangunan rumah sakit, termasuk 13 pasien yang membutuhkan perawatan medis.
“Dengan ditutupnya RS al-Awda, tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi di Gaza utara. Ini berarti terputusnya jalur kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat di sana,” kata Tedros.
Melansir Aljazeera, WHO mengungkapkan bahwa upaya relokasi pasien ke fasilitas lain akan dilakukan dalam waktu dekat melalui misi kemanusiaan yang difasilitasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun, pemindahan alat medis dari rumah sakit dikabarkan tidak memungkinkan karena kondisi jalan yang rusak dan tidak dapat dilalui kendaraan.
Tedros menegaskan bahwa rumah sakit dan fasilitas kesehatan harus dilindungi dari segala bentuk serangan maupun penggunaan militer. Ia menyerukan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional dan perlindungan terhadap tenaga medis serta pasien.
“WHO memohon perlindungan terhadap rumah sakit serta keselamatan staf dan pasien. Kami kembali menyerukan penghentian kekerasan dan perlindungan terhadap warga sipil serta sistem pelayanan kesehatan. Rumah sakit tidak boleh menjadi target atau dijadikan pos militer. Gencatan senjata segera!” tegasnya.
Penutupan RS al-Awda menambah daftar panjang krisis kemanusiaan yang melanda Jalur Gaza, terutama di wilayah utara yang kini praktis tanpa layanan kesehatan. WHO dan lembaga-lembaga kemanusiaan internasional terus mendesak agar akses medis dan bantuan kemanusiaan dibuka kembali demi menyelamatkan nyawa warga sipil yang terdampak konflik.
Hingga kini, situasi di Gaza masih belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan, dengan ribuan warga kehilangan akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan.