Situs Nuklir Iran Dihantam, Balasan Mengintai

Dunia Bersiap, Iran Ancang-ancang Balas Setelah AS-Israel Serang Situs Nuklir Iran.

 

Jakarta — Dunia menanti respons Iran pada Minggu (22/6/2025), setelah Amerika Serikat bergabung dengan Israel dalam serangan ke sejumlah fasilitas situs nuklir utama Teheran—a racikan militer Barat terbesar terhadap Republik Islam sejak 1979.

Serangan menggunakan bomber B‑2 dan bom bunker seberat 30.000 pon ini menghantam situs nuklir Iran pengayaan uranium di Fordow, menghasilkan kawah besar di kawasan pegunungan, menurut citra satelit. Namun, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan belum ada peningkatan radiasi yang signifikan di luar lokasi, dan masih belum dapat memastikan kondisi fasilitas bawah tanah.

Melansir Reuters, Iran merespons dengan menembakkan puluhan rudal balistik ke Israel, menewaskan sedikitnya 24 orang dan melukai puluhan lainnya. Bangunan di Tel Aviv dilaporkan hancur dan sirene peringatan berbunyi selama berjam-jam.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, menyatakan di Istanbul bahwa Teheran akan mempertimbangkan seluruh kemungkinan balasan. “Tidak akan ada jalan kembali ke diplomasi sebelum ada pembalasan,” ujarnya tegas.

Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei, Ali Shamkhani, memperingatkan via X bahwa Iran masih memiliki “kejutan yang akan terus berlanjut”, meski upaya penangguhan belum diumumkan secara resmi.

Presiden AS Donald Trump menyebut operasi ini sebagai “keberhasilan militer yang spektakuler” dan memperingatkan bahwa Iran menghadapi lebih banyak serangan jika kembali membalas. Ia menekankan bahwa gencatan hanya mungkin terjadi bila Iran memilih untuk berdamai. “Sekarang saatnya berdamai,” kata Trump.

Wakil Presiden AS JD Vance menegaskan bahwa AS menarget program nuklir—bukan rezim—tetapi mengakui bahwa konflik saat ini “sudah tertunda terlalu lama”.

Parlemen Iran juga telah menyetujui langkah penutupan Selat Hormuz, jalur pengiriman minyak global. “Penutupan selat akan memerlukan persetujuan Dewan Keamanan Nasional,” kata Press TV Iran.

BACA JUGA  Pawai Takbir Keliling Semarakkan Lhokseumawe, Warga Tumpah Ruah di Malam Lebaran

Ancaman ini dapat mendongkrak harga minyak dan memicu bentrok langsung dengan Armada Kelima AS yang mengawal jalur perairan.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio memperingatkan bahwa serangan balasan Iran akan menjadi “kesalahan terburuk yang pernah mereka lakukan”, dan bahwa AS telah mencapai target militernya.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar pertemuan darurat atas permintaan Iran. Diplomasi mulai dirasakan sebagai satu-satunya jalan untuk mencegah eskalasi dahsyat di kawasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *