Kripto Rugi Rp36 T Akibat Peretasan Semester I 2025

Peretasan Kripto Rugikan Industri Hingga Rp 36 Triliun di Semester Pertama 2025. Insiden Bybit jadi yang terbesar, pakar ingatkan kerentanan sistemik masih mengintai

 

 

Jakarta — Industri kripto global kembali diguncang oleh gelombang peretasan besar sepanjang semester pertama tahun 2025. Berdasarkan laporan Finbold H1 2025 Cryptocurrency Report, yang mengutip data dari perusahaan keamanan blockchain SlowMist, total kerugian akibat insiden keamanan digital ini mencapai US$2,24 miliar atau sekitar Rp 36 triliun.

Kerugian terbesar terjadi pada platform pertukaran aset digital Bybit, yang mengalami peretasan dompet senilai US$1,5 miliar. Serangan tersebut menjadikannya insiden peretasan terbesar sepanjang tahun ini dan menyumbang sekitar 85 persen dari total kerugian di kuartal pertama (Q1) 2025.

Selain Bybit, sejumlah insiden besar lainnya turut memberi andil terhadap tingginya angka kerugian. Di antaranya adalah kerentanan kontrak pintar di Cetus Protocol yang menyebabkan kerugian hingga US$230 juta, serta dugaan rug pull oleh proyek LIBRA yang mengakibatkan kerugian sebesar US$100 juta. Eksploitasi pada platform Nobitex dan UPCX juga menyebabkan hilangnya masing-masing US$90 juta dan US$70 juta.

Meski demikian, kuartal kedua (Q2) menunjukkan penurunan signifikan dalam total kerugian, yakni sebesar US$465 juta. Penurunan ini memunculkan spekulasi adanya peningkatan sistem keamanan di kalangan bursa dan pengelola aset digital. Namun, analis keamanan siber mengingatkan bahwa tren ini belum tentu mencerminkan perbaikan struktural. Penurunan juga bisa disebabkan oleh keterlambatan dalam pelaporan insiden.

Laporan SlowMist turut mencatat beberapa kerentanan sistemik yang masih menjadi masalah utama. Pada Q1, platform Infini kehilangan US$50 juta akibat lemahnya kontrol akses internal. Sementara kontrak pintar di Abracadabra Money dan zkLend dieksploitasi dengan total kerugian masing-masing US$13 juta dan US$9,6 juta.

BACA JUGA  Kabar Baik! Lapor SPT Coretax Tanpa EFIN

Pakar keamanan digital menilai bahwa meskipun terjadi penurunan jumlah kerugian, risiko peretasan di sektor kripto tetap tinggi. Banyak proyek decentralized finance (DeFi) dan penyedia dompet digital dinilai belum sepenuhnya menerapkan standar keamanan yang memadai. Hal ini berpotensi mengancam dana miliaran dolar milik pengguna jika tidak segera dibenahi.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *