CDC Batasi Vaksin Covid-19 untuk Lansia

Panel penasihat CDC merekomendasikan vaksin Covid-19 terbaru diberikan hanya untuk usia 65 tahun ke atas atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan mendasar, kebijakan yang memperketat aturan sebelumnya.

 

 

Jakarta — Anak-anak dan orang dewasa sehat yang ingin mendapatkan vaksin Covid-19 terbaru pada musim gugur ini kemungkinan akan menghadapi kendala. Panel penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada Jumat (29/8) merekomendasikan agar vaksin hanya diberikan kepada kelompok berumur 65 tahun ke atas atau individu dengan penyakit penyerta, berdasarkan keputusan pribadi atau hasil konsultasi dengan dokter.

Rekomendasi ini memperketat kebijakan sebelumnya yang menganjurkan vaksinasi untuk semua orang berumur enam bulan ke atas. Jika disetujui oleh Direktur Sementara CDC, Jim O’Neill, kebijakan baru ini akan segera diberlakukan secara nasional.

“Rasio manfaat-risiko vaksinasi paling menguntungkan bagi kelompok dengan risiko tinggi terkena Covid-19 parah,” ujar panel dalam keterangan resminya.

Melansir NBC News, Panel menolak usulan untuk mewajibkan resep dokter, namun menekankan agar mereka yang berumur di bawah 65 tahun terlebih dahulu berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum divaksinasi.

Keputusan ini sejalan dengan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) pada Agustus lalu, yang menyetujui vaksin Covid-19 hanya untuk kelompok lansia dan penderita penyakit kronis.

Kontroversi dalam Rekomendasi

Proses pengambilan keputusan menuai perhatian publik. Ke-12 anggota Komite Penasihat Praktik Imunisasi (ACIP) yang memberikan suara merupakan anggota baru yang ditunjuk Menteri Kesehatan Robert F. Kennedy Jr., setelah ia membubarkan panel sebelumnya pada Juni. Sejumlah anggota diketahui memiliki rekam jejak sebagai aktivis anti-vaksin.

Dalam sidang, beberapa gagasan ekstrem sempat disuarakan, termasuk klaim bahwa vaksin mRNA dapat menyebabkan kanker atau cacat lahir—klaim yang tidak memiliki dasar ilmiah.

BACA JUGA  Ombudsman RI Awasi Pelayanan Publik di Dinsos Aceh

Kelompok medis dan asosiasi kesehatan mendesak CDC agar tidak mengubah rekomendasi lama. “Covid-19 masih menyebabkan rawat inap dan kematian, terutama di kalangan usia lanjut,” kata Dr. Robert Hopkins Jr., Direktur Medis Yayasan Nasional untuk Penyakit Menular.

Dampak bagi Akses Publik

Sekitar dua pertiga penerima vaksin Covid-19 tahun lalu mendapatkannya di apotek. Namun, sejumlah jaringan besar seperti CVS dan Walgreens menunda distribusi vaksin terbaru sambil menunggu panduan resmi dari CDC.

Kondisi ini dikhawatirkan menyulitkan kelompok usia muda yang ingin tetap mendapatkan vaksinasi. “Di banyak negara bagian, apoteker hanya bisa bertindak sesuai rekomendasi ACIP. Melanggar aturan berpotensi menimbulkan konsekuensi hukum,” ujar Dorit Reiss, pakar kebijakan vaksin Universitas California, San Francisco.

Meski demikian, dokter tetap diperbolehkan memberikan vaksin secara off-label, yakni di luar ketentuan resmi. Asosiasi Industri Asuransi Kesehatan (AHIP) memastikan perusahaan asuransi akan tetap menanggung biaya vaksin yang direkomendasikan ACIP, sementara kepastian bagi peserta Medicaid masih menunggu keputusan pemerintah federal.

CDC memperkirakan sejak Oktober 2024, Covid-19 telah menyebabkan ratusan ribu kasus rawat inap dan 42.000–60.000 kematian di Amerika Serikat, mayoritas di kalangan lansia.

Posting Terkait

JANGAN LEWATKAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *