Karangan bunga berjejer di depan Gedung Merah Putih KPK, membawa pesan dukungan agar lembaga antirasuah berani memeriksa Gubernur Sumut, Bobby Nasution, terkait kasus dugaan korupsi proyek jalan.
Jakarta — Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kuningan, Jakarta, dipenuhi karangan bunga, Senin (29/9/2025). Karangan bunga itu berjejer rapi di halaman depan, membawa pesan seragam: mendukung KPK untuk menuntaskan kasus dugaan korupsi proyek jalan di Sumatera Utara dan memeriksa Gubernur Sumut, Bobby Nasution.
Sebagian besar pesan yang tertulis pada karangan bunga bernada dorongan transparansi dan penegakan hukum tanpa pandang bulu. “KPK jangan tebang pilih”, “Periksa sampai ke pucuk pimpinan daerah”, hingga “Berani bersih tanpa kompromi” menjadi kalimat yang mendominasi.
Kasus ini mencuat setelah KPK menggelar operasi tangkap tangan (OTT) di Sumatera Utara, pekan lalu. Dari operasi tersebut, lembaga antirasuah menetapkan lima tersangka. Mereka adalah Kepala Dinas PUPR Provinsi Sumut Topan Obaja Putra Ginting, Kepala UPTD Gunung Tua Dinas PUPR Rasuli Efendi Siregar, Pejabat Pembuat Komitmen Satker PJN Wilayah I Sumut Heliyanto, Direktur Utama PT DNG M. Akhirun Efendi Siregar, dan Direktur PT RN M. Rayhan Dalusmi Pilang.
Dalam OTT itu, penyidik menyita uang tunai Rp231 juta, yang disebut hanya sisa dari pembagian dana sebelumnya. Dari hasil penyelidikan, tersangka pemberi suap diduga menjanjikan imbalan sebesar 10–20 persen dari nilai proyek dengan total Rp231,8 miliar. Dengan demikian, dana suap yang disiapkan diperkirakan mencapai Rp46 miliar.
Kehadiran karangan bunga di depan KPK menjadi simbol kuat desakan publik agar kasus ini dibongkar hingga ke akar. Publik menilai, penetapan lima tersangka bukanlah akhir, melainkan pintu masuk untuk menelusuri jejaring lebih besar dalam distribusi proyek. “KPK jangan berhenti di level teknis, telusuri juga keterlibatan pejabat politik,” demikian bunyi salah satu pesan dalam karangan bunga.
Seiring itu, spekulasi mengenai kemungkinan keterlibatan pejabat tinggi daerah, termasuk Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, kian kencang terdengar. Publik mendesak agar KPK memanggil dan memeriksa sang gubernur untuk memperjelas dugaan kaitannya dengan kasus tersebut.
Meski demikian, hingga Senin sore KPK belum memberikan keterangan resmi terkait kemungkinan pemanggilan Bobby. Juru bicara KPK hanya menegaskan bahwa lembaga masih fokus mendalami aliran dana serta konstruksi perkara dari para tersangka yang telah ditetapkan.
Keberadaan karangan bunga ini menjadi penanda, bahwa publik terus memantau langkah KPK. Harapannya, lembaga antirasuah tetap konsisten menegakkan hukum tanpa kompromi dan berani menyentuh siapapun yang terbukti terlibat, termasuk pejabat tinggi daerah.