Chicago Cubs gagal melangkah ke Final Liga Nasional setelah takluk dari Milwaukee Brewers. Lemahnya performa batting di momen penting menjadi penyebab utama tersingkirnya tim dari postseason MLB 2025.
Jakarta — Harapan Chicago Cubs untuk melangkah jauh di postseason Major League Baseball (MLB) 2025 harus pupus setelah gagal mengatasi Milwaukee Brewers di Seri Divisi Liga Nasional (NLDS). Kekurangan kedalaman di lini pitching, terutama pada rotasi starter, menjadi salah satu faktor utama yang membuat langkah Cubs terhenti.
Pada dua pertandingan pertama, performa Matthew Boyd dan Shota Imanaga membuat Cubs terpuruk sejak awal. Namun, masalah sesungguhnya justru muncul dari lini serang. Para pemukul Cubs gagal tampil tajam di momen penting, sehingga momentum permainan tak pernah benar-benar berpihak kepada mereka.
Melansir si.com, Seri ini bisa saja berjalan berbeda jika Cubs menurunkan sensasi rookie mereka, Cade Horton, ke dalam rotasi starter. Namun, dengan sepertiga susunan pemukul tampil tidak efektif — baik di seri wild card melawan San Diego Padres maupun saat menghadapi Brewers — hasil akhir sulit dihindari.
Statistik Mengecewakan di Postseason
Dalam total delapan pertandingan postseason, Cubs mencatatkan lima pemain dengan angka strikeout dua digit: Dansby Swanson (15), Ian Happ (13), Carson Kelly dan Pete Crow-Armstrong (masing-masing 12), serta Seiya Suzuki (10). Sementara Matt Shaw, yang memiliki at-bat lebih sedikit, mencatatkan tujuh kali strikeout.
Hanya tiga pemain yang tampil konsisten di plate: Nico Hoerner, Michael Busch, dan Seiya Suzuki. Ketiganya menyumbang 28 dari total 55 hit Cubs di dua seri postseason, termasuk separuh dari seluruh RBI dan delapan dari dua belas home run tim.
Secara statistik, hanya Hoerner, Suzuki, dan Kyle Tucker yang mampu mencatatkan OPS di atas .519 atau rata-rata pukulan lebih dari .200 — sebuah indikator jelas bahwa mayoritas lineup Cubs tampil di bawah standar.
Performa Tucker di Sorotan
Kyle Tucker menjadi sorotan publik sepanjang paruh kedua musim ini, terutama di babak playoff. Meski mencatatkan statistik yang cukup baik — rata-rata pukulan .259, persentase on-base .375, dan slugging .370, dengan tujuh hit dan satu home run — kontribusinya dinilai kurang maksimal pada momen krusial.
Tucker gagal menampilkan pukulan-pukulan besar ketika tim sangat membutuhkannya, terutama pada laga eliminasi terakhir. Ketika Cubs membutuhkan figur pemimpin yang mampu memecah kebuntuan, tidak ada satu pun pemain yang mampu melangkah ke depan dan mengambil tanggung jawab itu.
Kegagalan Cubs di postseason kali ini menjadi cerminan bahwa tim masih memiliki pekerjaan besar untuk memperbaiki keseimbangan antara kekuatan pitching dan efektivitas serangan. Tanpa peningkatan di dua aspek kunci itu, mimpi untuk kembali ke puncak Liga Nasional akan sulit terwujud.