Harga Semen Melonjak di Aceh Saat Bencana, Gubernur Turun Tangan

Pemerintah Aceh menegaskan tidak ada kebijakan kenaikan dari produsen, distribusi diawasi ketat selama masa bencana.

 

 

Banda Aceh — Pemerintah Aceh menegaskan akan mengawal ketat distribusi dan harga semen di pasaran menyusul laporan masyarakat terkait lonjakan harga yang dinilai tidak wajar di tengah kondisi bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah.

Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, menyampaikan bahwa dalam dua hari terakhir Gubernur Aceh Muzakir Manaf menerima banyak laporan dari masyarakat mengenai kenaikan harga semen yang jauh melampaui harga normal.

“Berdasarkan laporan masyarakat, harga semen di tingkat toko mengalami kenaikan signifikan dan sudah tidak wajar,” ujar Muhammad MTA di Banda Aceh, Sabtu (20/12/2025).

Menindaklanjuti laporan tersebut, Gubernur Aceh langsung memerintahkan Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) terkait untuk melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak-pihak yang berwenang, khususnya dengan PT Semen Indonesia dan produsen lokal, PT Semen Andalas Indonesia.

Harga Semen Melonjak di Aceh Saat Bencana.
Infografis Harga Semen Melonjak di Aceh Saat Bencana. (FOTO: POJOKMERDEKANET)

Hasil pemantauan langsung Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh di lapangan menunjukkan bahwa harga semen di tingkat pengecer mengalami kenaikan dari harga normal Rp62.000–Rp64.000 per sak menjadi Rp70.000–Rp80.000 per sak. Bahkan, di beberapa kabupaten dan kota, harga semen dilaporkan menembus Rp90.000 per sak.

Namun demikian, hasil komunikasi Pemerintah Aceh dengan General Manager PT Semen Andalas Indonesia memastikan bahwa tidak terdapat kebijakan kenaikan harga dari pihak produsen.

“Pihak Semen Andalas menegaskan tidak ada kebijakan menaikkan harga semen. Kenaikan yang terjadi di lapangan bukan berasal dari produsen,” kata Muhammad MTA.

Dijelaskan pula bahwa selama bencana banjir, operasional Pabrik Semen Andalas di Lhoknga sempat terhenti akibat pemadaman listrik. Kondisi tersebut terjadi karena pabrik tidak memiliki genset sebagai sumber listrik cadangan, sehingga proses produksi sempat terganggu.

BACA JUGA  Polemik 4 Pulau, Pemerintah Aceh Peringatkan Kemendagri

Sejak Jumat malam, produksi kembali berjalan. Pihak Semen Andalas telah melakukan pengepakan langsung di pabrik dan mendistribusikan semen melalui agen dan distributor resmi ke toko-toko. Hingga saat ini, sekitar 700 ton semen telah didistribusikan dan proses produksi serta penyaluran masih terus berlangsung, dengan kapasitas produksi mencapai 5.000 ton per hari.

Pihak Semen Andalas memprediksi kenaikan harga di tingkat pengecer terjadi akibat terhentinya produksi sementara waktu. Karena itu, melalui agen resmi dan distributor, perusahaan telah melakukan intervensi untuk memastikan tidak terjadi lonjakan harga, terutama di tengah situasi bencana yang sedang dihadapi masyarakat Aceh.

Gubernur Aceh, melalui juru bicaranya, menegaskan harapan agar seluruh pihak terkait melakukan pengawalan ketat terhadap stabilitas harga semen di pasaran. Pemerintah Aceh juga meminta PT Semen Indonesia bersikap proaktif dalam menyikapi persoalan ini demi melindungi kepentingan masyarakat luas.

“Di tengah kondisi bencana, rakyat sangat membutuhkan bahan bangunan untuk perbaikan rumah dan fasilitas umum. Pemerintah berharap tidak ada pihak yang mengambil keuntungan di atas penderitaan masyarakat,” tegas Muhammad MTA.

Pemerintah Aceh memastikan akan terus memantau perkembangan harga semen serta mengambil langkah-langkah lanjutan apabila ditemukan praktik penjualan yang merugikan masyarakat.

Posting Terkait

JANGAN LEWATKAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *