BNPB mencatat korban tewas akibat banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terus bertambah.
Jakarta — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban tewas akibat bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat bertambah menjadi 1.112 orang. Selain itu, 176 orang dilaporkan masih hilang hingga Selasa (23/12/2025).
Berdasarkan dashboard penanganan darurat banjir dan longsor BNPB yang dipantau Selasa, tercatat pula sekitar 7.000 orang mengalami luka-luka akibat rangkaian bencana tersebut. Proses pendataan masih terus dilakukan di wilayah terdampak, dikutip dari Detikcom.
BNPB juga mencatat kerusakan signifikan pada sektor permukiman dan infrastruktur. Sebanyak 158.096 rumah dilaporkan rusak, sementara lebih dari 300 ribu warga terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Banjir dan longsor tersebut berdampak di 52 kabupaten dan kota di tiga provinsi. Selain permukiman warga, bencana juga merusak sedikitnya 1.900 fasilitas umum, 200 fasilitas kesehatan, 875 fasilitas pendidikan, 806 rumah ibadah, 291 perkantoran, serta 734 jembatan.
Adapun rincian data korban berdasarkan wilayah terdampak sebagai berikut:
Di Provinsi Aceh, jumlah korban tewas mencapai 483 orang, dengan 32 orang dilaporkan hilang dan 4.300 orang mengalami luka-luka. Bencana di Aceh berdampak pada 18 kabupaten dan kota.
Di Sumatera Utara, tercatat 369 orang tewas, 72 orang hilang, dan 2.300 orang terluka, dengan wilayah terdampak mencakup 18 kabupaten dan kota.
Sementara itu, di Sumatera Barat, jumlah korban tewas mencapai 260 orang, dengan 72 orang masih dinyatakan hilang dan 382 orang mengalami luka-luka. Bencana di provinsi ini berdampak pada 16 kabupaten dan kota.
BNPB menegaskan bahwa angka korban tewas, hilang, dan luka-luka masih berpotensi berubah seiring berjalannya proses pendataan dan pencarian di lapangan. Pemerintah pusat dan daerah saat ini terus berupaya mempercepat pemulihan akses jalan serta perbaikan fasilitas publik yang rusak akibat bencana.
Selain itu, pemerintah mulai membangun hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak, sembari melakukan pembersihan material sisa banjir bandang dan longsor untuk mempercepat pemulihan pascabencana.







