Pengiriman logistik sandang dan pangan disiagakan untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana di sepuluh kabupaten.
Banda Aceh — Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), melepas secara simbolis 10 truk bantuan logistik bencana yang akan disalurkan ke sejumlah kabupaten di Aceh. Kegiatan ini berlangsung di halaman Meuligoe Gubernur Aceh, Banda Aceh, Selasa (18/11/2025), dan menjadi bagian penting dari upaya pemerintah memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana di berbagai wilayah provinsi.
Pelepasan tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen Pemerintah Aceh dalam memastikan kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi saat bencana terjadi. Bantuan yang dikirim mencakup berbagai jenis sandang dan pangan, seperti beras, minyak goreng, mi instan, hingga perlengkapan kebutuhan harian lainnya. Usai Mualem mengangkat bendera tanda dimulainya pengiriman, deretan truk logistik satu per satu bergerak meninggalkan Meuligoe.
“Ada berbagai macam, ada beras, minyak goreng, mi instan, dan lain-lain,” kata Mualem, menegaskan bahwa bantuan tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan dasar masyarakat di wilayah rawan bencana.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Aceh, Chaidir, menjelaskan bahwa bantuan ini dialokasikan untuk sepuluh kabupaten yang sebelumnya telah mengajukan permohonan kepada Pemerintah Aceh. Ia menuturkan bahwa pengiriman 10 Truk Bantuan logistik tersebut merupakan instruksi langsung dari Gubernur Aceh sebagai langkah tanggap cepat menghadapi berbagai potensi bencana yang mungkin terjadi sepanjang musim penghujan.
“Pak Gubernur memerintahkan kami untuk menyiapkan barang-barang kebutuhan dasar bagi kesiapsiagaan bencana. Ada 10 truk kami kirim hari ini. Nantinya di beberapa lokasi akan diserahkan langsung oleh Bapak Wakil Gubernur,” ujar Chaidir.
Sepuluh kabupaten yang menerima bantuan yaitu Pidie, Bireuen, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang. Seluruh daerah tersebut merupakan kawasan yang kerap menghadapi risiko banjir, tanah longsor, dan bencana hidrometeorologi lainnya.
Lebih lanjut, Chaidir menjelaskan bahwa bantuan logistik tersebut menjadi upaya antisipatif untuk memastikan masyarakat terdampak tetap mendapatkan kebutuhan dasar pada fase awal bencana. Menurutnya, tersedianya bantuan sebelum kejadian akan mempercepat proses penanganan dan mencegah keterlambatan distribusi ketika situasi darurat terjadi.
“Dengan kesiapan logistik ini, kita ingin memastikan proses penanganan berjalan cepat, tepat, dan terkoordinasi. Ini penting agar masyarakat di daerah rawan bencana tetap terlindungi,” katanya.
Langkah ini juga memperlihatkan penguatan kolaborasi antara Pemerintah Aceh, pemerintah kabupaten/kota, serta para pemangku kepentingan kebencanaan dalam membangun sistem respons bencana yang lebih tangguh. Pengiriman logistik tidak hanya menjadi bentuk kehadiran negara, tetapi juga simbol kesigapan pemerintah dalam memastikan pelayanan bagi masyarakat di saat situasi darurat.
Dengan pengiriman sepuluh truk bantuan tersebut, Pemerintah Aceh berharap penanganan bencana di berbagai kabupaten dapat dilakukan lebih cepat dan efisien, sehingga masyarakat yang terdampak memperoleh dukungan awal yang memadai. Upaya ini sekaligus menegaskan komitmen Pemprov Aceh dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang responsif, adaptif, dan berorientasi pada keselamatan warga.







