Hasilkan Rp3 Triliun per Tahun! Ini Proyek Gila PEMA

“Kami percaya, potensi karbon Aceh harus dikelola oleh orang Aceh sendiri dengan standar global,” ujar Direktur Komersial PEMA, Faisal Ilyas

 

Banda Aceh – PT Pembangunan Aceh (PEMA) resmi mengumumkan langkah strategis untuk mengkomersialisasikan potensi kredit karbon di wilayah Aceh. Pada tahap awal, PEMA menargetkan lebih dari 100 ribu hektare lahan di Bireuen, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Timur sebagai kawasan prioritas.

Langkah ini dilakukan lewat pendekatan Nature-Based Solutions (NBS), yaitu perlindungan dan pemulihan ekosistem alami yang menghasilkan manfaat bagi iklim, keanekaragaman hayati, dan masyarakat sekitar.

BACA JUGA : PEMA Gandeng Investor Singapura Atasi Masalah Sampah

Proyek ini menjadi bagian dari dorongan Aceh menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan. Untuk memperkuat validitas dan akuntabilitas data karbon, PEMA menggandeng Sagint, perusahaan teknologi berbasis Arab Saudi dan AS. Teknologi Sagint berbasis AI dan data geospasial akan digunakan untuk mendukung sistem pengukuran, pelaporan, dan verifikasi (MRV) karbon secara real-time.

“Kami percaya, potensi karbon Aceh harus dikelola oleh orang Aceh sendiri dengan standar global,” ujar Direktur Komersial PEMA, Faisal Ilyas, Minggu (11/05/2025).
“Hutan adalah aset strategis yang bisa menciptakan nilai ekonomi tanpa perlu menebang satu pohon pun.”

Saat ini, PEMA tengah menyelesaikan pemetaan legal dan sosial atas lahan yang berpotensi, termasuk hutan adat, hutan desa, hutan lindung, dan lahan gambut. Pendekatan proyek bersifat partisipatif dan transdisipliner, melibatkan akademisi, LSM lingkungan, serta perwakilan komunitas lokal.

Dengan potensi rerata 10 ton CO₂ per hektare per tahun, proyek ini ditargetkan bisa menghasilkan lebih dari 1 juta ton CO₂e per tahun. Nilai ekonominya diperkirakan mencapai USD 100 juta hingga 200 juta per tahun, tergantung harga pasar karbon global.

BACA JUGA  PEMA Klarifikasi RUPS di Medan: Fokus Penggerakan Ekonomi Aceh

Pemerintah Aceh menyambut baik inisiatif ini sebagai terobosan penting dalam menjawab tantangan krisis iklim dan mendorong ekonomi daerah yang lebih hijau dan inklusif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *