Olahraga Baik untuk Tubuh, Ini Alasan Ilmiahnya

Berdasarkan penelitian selama puluhan tahun, Robert Gerszten berupaya mengungkap manfaat olahraga hingga ke tingkat molekuler untuk memahami bagaimana aktivitas fisik memberikan dampak kesehatan bagi tubuh.

 

 

Jakarta — Olahraga telah lama diketahui bermanfaat bagi kesehatan. Namun, bagaimana aktivitas fisik bekerja hingga tingkat molekuler baru mulai terkuak berkat riset yang dilakukan tim ilmuwan di Harvard Medical School dan Beth Israel Deaconess Medical Center.

Studi yang dipimpin Prof. Robert Gerszten ini mengungkap biomarker dalam darah yang dapat memprediksi respons tubuh terhadap olahraga. Temuan tersebut merupakan kelanjutan dari HERITAGE Family Study, sebuah proyek penelitian dari National Institutes of Health (NIH) yang telah berlangsung sejak 1992 dan melibatkan lebih dari 650 peserta.

Dalam makalah tahun 2021, para peneliti menggunakan data HERITAGE untuk memetakan 147 protein yang berkaitan erat dengan peningkatan kebugaran kardiovaskular.

“Kami mulai mengidentifikasi jalur biokimia baru yang belum pernah dijelaskan sebelumnya dalam konteks fisiologi olahraga,” ujar Gerszten, dikutip dari Harvard, Sabtu (24/5/2025).

Penelitian berlanjut melalui Konsorsium Transduser Molekuler untuk Aktivitas Fisik, juga didanai NIH, dengan cakupan lebih dari 2.000 partisipan. Tim meneliti tekanan darah, kapasitas VO₂ max, dan kekuatan otot. Sampel darah serta biopsi jaringan diambil sebelum dan sesudah program latihan 12 minggu untuk melihat perubahan molekuler.

Temuan ini dinilai penting untuk memahami mengapa respons terhadap olahraga berbeda antar individu, termasuk kemungkinan pengembangan terapi pengganti olahraga bagi pasien yang tidak mampu beraktivitas fisik.

“Jika kita bisa mengidentifikasi jalur manfaatnya, mungkinkah suatu hari kita bisa mendapatkan efek olahraga tanpa benar-benar berolahraga?” kata Gerszten.

Data hasil studi dibuka untuk umum secara bertahap agar dapat dimanfaatkan oleh ilmuwan dan dokter. Proyek ini dikoordinasikan oleh NIH bersama sejumlah lembaga, termasuk National Institute on Aging dan National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.

BACA JUGA  Barcelona Tumbangkan Alaves dengan Skor 1-0

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *