Israel Ancam Lanjutkan Perang, Gaza Terpukul

Hamas menyatakan komitmennya untuk melanjutkan gencatan senjata meskipun Israel mengancam akan melanjutkan “pertempuran sengit” di Gaza jika tawanan tidak dibebaskan. Ketegangan antara kedua pihak terus meningkat, dengan masing-masing pihak saling menuduh melanggar kesepakatan yang ada.

 

 

Jakarta – Israel mengancam akan melanjutkan “pertempuran sengit” di Gaza jika kelompok Hamas tidak membebaskan sandera yang ditahan pada akhir pekan ini, sementara Hamas bersikeras untuk tetap berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata dan menuduh Israel melanggarnya.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan, “Jika Hamas tidak mengembalikan sandera kami pada Sabtu siang, gencatan senjata akan berakhir, dan militer Israel (IDF) akan melanjutkan pertempuran sengit hingga Hamas dikalahkan secara meyakinkan.”

Dalam Pernyataan ini mengingatkan pada ancaman yang sebelumnya disampaikan oleh Presiden AS, Donald Trump, yang pada hari Senin lalu memperingatkan bahwa “neraka” akan terjadi jika Hamas gagal membebaskan “semua” sandera Israel pada hari Sabtu.

Namun, seorang pejabat Hamas yang dikutip oleh kantor berita Reuters menegaskan bahwa para sandera hanya dapat dibebaskan jika kesepakatan gencatan senjata dihormati, dan mengecam penggunaan “bahasa ancaman” yang diungkapkan oleh Trump.

“Trump harus ingat bahwa ada kesepakatan yang harus dihormati oleh kedua belah pihak, dan itu adalah satu-satunya cara untuk membawa kembali para tawanan. Bahasa ancaman tidak memiliki nilai dan hanya akan memperumit masalah,” kata pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, sebagimana dilansir di Al jazeera, Rabu, (12/2/2025).

Diketuhui, Potensi dimulainya kembali pertempuran di Gaza telah menimbulkan kecaman dan ketakutan yang meluas di kalangan warga Palestina. Dalam serangkaian serangan Israel yang berlangsung selama 15 bulan di Gaza, setidaknya 48.219 warga Palestina telah dipastikan tewas, sementara 111.665 lainnya mengalami luka-luka, menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza.

BACA JUGA  China Tolak Pemindahan Warga Palestina dari Gaza

Kantor Media Pemerintah Gaza kemudian mengupdate angka korban tewas, yang kini mencapai setidaknya 61.709 orang. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat, mengingat sekitar 14.000 orang dilaporkan hilang setelah terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan tersebut, dan diyakini telah meninggal.

Israel
Foto: Jehad Alshrafi/AP

Pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tentang kemungkinan dimulainya kembali pertempuran di Gaza telah memicu kecaman dan ketakutan yang meluas di kalangan warga Palestina. Hal ini semakin memperburuk ketegangan yang sudah memuncak di wilayah tersebut.

Israel
Foto: Abdel Kareem Hana/AP

Warga Palestina, yang tengah berjuang untuk membangun kembali kehidupan mereka di tengah puing-puing dan kehancuran, kini menyadari skala kerusakan yang akan terjadi akibat serangan Israel yang diperkirakan akan dimulai kembali. Ketakutan akan penderitaan lebih lanjut semakin membayangi mereka.

Israel
Foto: Jehad Alshrafi/AP

Warga Palestina di Gaza, yang tengah berjuang untuk mendapatkan akses terhadap makanan, air, dan obat-obatan, menyatakan bahwa situasi di lapangan semakin rapuh dan penuh ketidakpastian. Kesulitan yang mereka hadapi semakin memperburuk kondisi kehidupan yang sudah sangat menderita.

Israel
Foto: Jehad Alshrafi/AP

Warga di Gaza, khususnya mereka yang telah kembali ke wilayah utara Jalur Gaza, merasa cemas bahwa mereka akan terpaksa mengungsi lagi jika pertempuran kembali terjadi. Ketakutan akan kehilangan tempat tinggal dan masa depan yang semakin tidak pasti memperburuk kondisi psikologis mereka.

Israel
Foto: Jehad Alshrafi/AP

Warga Palestina mempertanyakan apakah Israel akan kembali membagi Jalur Gaza, mengambil alih kendali atas apa yang disebut Koridor Netzarim, dan menyerbu wilayah yang lebih padat penduduknya. Kekhawatiran ini muncul di tengah ketidakpastian tentang langkah-langkah yang akan diambil Israel dalam konflik yang semakin intens.

Israel
Foto: Abdel Kareem Hana/AP

Warga Palestina yang mengungsi, membawa barang-barang mereka di dalam kendaraan, tampak menunggu di pos pemeriksaan keamanan di Koridor Netzarim saat mereka bepergian dari Gaza bagian tengah menuju rumah mereka di utara. Keadaan ini mencerminkan kesulitan dan ketidakpastian yang mereka hadapi dalam upaya mencari perlindungan dan keselamatan

BACA JUGA  Gedung Humas Kementerian ATR/BPN Ludes Terbakar
Israel
Foto: Jehad Alshrafi/AP

Warga Palestina berdiri di reruntuhan rumah mereka, yang hanya ditutupi dengan lembaran kain sebagai dinding darurat, di daerah yang sebagian besar hancur akibat serangan udara dan darat tentara Israel di Jabalia, Jalur Gaza. Pemandangan ini menggambarkan penderitaan mendalam yang dialami oleh warga yang kehilangan tempat tinggal dan berjuang untuk bertahan hidup di tengah kehancuran yang melanda wilayah tersebut.

Israel
Foto: Jehad Alshrafi/AP

Lebih dari 30 pakar hak asasi manusia independen yang bekerja di bawah naungan PBB telah mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam “ancaman mengejutkan” yang dilontarkan oleh Presiden AS Donald Trump untuk “mengambil alih” dan “memiliki” Gaza. Pernyataan ini menyoroti kekhawatiran mendalam terkait potensi pelanggaran hak asasi manusia dan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.

Israel
Foto: Abdel Kareem Hana/AP

Lebih dari 500.000 warga Palestina telah kembali ke Gaza utara sejak kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku bulan lalu, meskipun mereka menghadapi kondisi yang sangat sulit dan penuh ketidakpastian. Kembalinya warga ini mencerminkan upaya untuk membangun kembali kehidupan mereka di tengah kehancuran, namun kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik tetap membayangi mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *