Peu Manteng Hansep! Ketua SAPA Diserang

“Ketua SAPA Aneuk Asei. Peng yang kamoe jok ho ka kaba?? Peu manteng hansep. Gadôh ka komentar ureung tuha droe keuh.” bunyi salah satu isi spanduk.

 

 

Banda Aceh – Kemunculan spanduk-spanduk bernada sindiran yang tersebar di beberapa titik di Banda Aceh, seperti di Simpang Lambaro dan Simpang Mesjid Oman, menuai respons serius dari Ketua Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA), Fauzan Adami.

Sementara spanduk lainnya memuat tudingan bahwa SAPA hanya mencari sensasi dan mempermainkan isu anggaran daerah:

“SAPA nyan mita pansos. Kebijakan Gop cit hana beutoe. Yang betoi APBA nyan cit ke si SAPA.”

BACA JUGA : SAPA Desak Pemko Banda Aceh Audit PDAM Air Bersih

Spanduk-spanduk tersebut dinilai sebagai bentuk serangan terhadap kerja-kerja advokasi dan upaya kontrol sosial yang dijalankan SAPA selama ini. Dalam pernyataannya, Fauzan menyebut tindakan itu mencederai prinsip demokrasi dan memperlihatkan ketidakdewasaan dalam merespons kritik.

“Kemunculan spanduk provokatif ini bukan hanya mencederai etika demokrasi, tetapi juga berpotensi memecah belah masyarakat. Ini adalah bentuk ketidakdewasaan dalam menyikapi kritik yang seharusnya dijadikan bahan introspeksi, bukan bahan untuk menyerang,” ujar Fauzan dalam keterangan pers, Rabu (14/5/2025).

Fauzan menegaskan bahwa SAPA hadir bukan untuk menciptakan konflik, melainkan sebagai suara publik yang berkomitmen pada kepentingan masyarakat. Ia menilai, kritik terhadap kebijakan publik adalah bagian penting dari demokrasi dan tidak semestinya dibalas dengan intimidasi.

“Kalau suara kami mengganggu, artinya kami sedang berada di jalur yang benar. SAPA tidak pernah menyerang pribadi. Kami mengkritisi kebijakan yang tak berpihak pada rakyat. Kami hadir sebagai pengingat, bukan sebagai musuh,” tambahnya.

Ia juga menyebut kemunculan spanduk tersebut sebagai upaya provokatif dari pihak-pihak yang tak nyaman dengan keterlibatan masyarakat dalam mengawal kebijakan publik. Fauzan menegaskan bahwa seluruh pernyataan dan tindakan SAPA didasarkan pada tanggung jawab moral dan sosial.

BACA JUGA  Kejar Mimpi Aceh Latih dan Branding UMKM Lokal Secara Gratis

“Kritik adalah vitamin demokrasi. Jika tak siap dikritik, mungkin ada yang keliru. Dan pejabat publik seharusnya merasa malu jika kepentingan pribadi lebih diutamakan daripada kepentingan rakyat,” katanya.

Sebagai organisasi masyarakat sipil, SAPA menyatakan akan terus bersikap objektif dan rasional—mendukung kebijakan yang berpihak kepada rakyat, serta bersikap kritis terhadap kebijakan yang menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat Aceh.

“Jangan bungkam suara kami ketika ketimpangan terus terjadi. Rakyat tidak boleh hanya menjadi penonton ketika arah pembangunan justru menimbulkan kekhawatiran. Harus ada upaya bersama untuk melawan ketidakadilan demi masa depan Aceh yang lebih baik,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *