Tanda Kehancuran Elon Musk, Bukti Penurunan X Terungkap

Ini Bukti Baru!

Musk menghadapi ancaman terhadap posisinya, yang terlihat dari tekanan besar terhadap platform X miliknya.

 

 

Jakarta – Tanda Kehancuran Elon Musk Makin Terlihat, Miliarder Elon Musk meraih keuntungan signifikan setelah memberikan dukungan terhadap kampanye Presiden AS, Donald Trump. Saat ini, Musk memimpin Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) dan memiliki wewenang untuk merombak struktur pemerintahan agar lebih efisien dan ramping.

Melansir CNBC Indonesia, Musk juga mengatur penempatan orang-orang terdekatnya di Gedung Putih, menggantikan pejabat lama, dan DOGE berhasil memperoleh akses terhadap informasi sensitif negara, termasuk data pribadi jutaan warga Amerika Serikat.

Namun, di balik kesuksesannya, Musk menghadapi ancaman terhadap posisinya, yang terlihat dari tekanan besar terhadap platform X miliknya. X menjadi salah satu alat penting yang digunakan dalam upaya kemenangan Trump.

Pekan lalu, Kejaksaan Prancis mengumumkan bahwa mereka telah membuka penyelidikan terhadap X terkait dugaan adanya bias dalam algoritma platform tersebut.

Pengumuman ini datang beberapa hari menjelang AI Summit di Paris, yang dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia, termasuk Wakil Presiden AS JD Vance dan Perdana Menteri India Narendra Modi, serta para eksekutif dari perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Google dan Microsoft.

Kejaksaan Prancis menyatakan bahwa investigasi terhadap X dimulai setelah menerima laporan dari regulator pada Januari 2025. Otoritas Prancis mencurigai bahwa bias algoritma di X telah mengganggu pengoperasian sistem pemrosesan data otomatis.

Hingga kini, X belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait hal ini. Investigasi di Prancis ini menjadi bagian dari kekhawatiran global mengenai pengaruh besar yang dimiliki oleh platform X. Musk secara pribadi telah menggunakan X untuk mendukung partai-partai sayap kanan dan berbagai gerakan di negara-negara seperti Jerman dan Inggris, yang menimbulkan kekhawatiran tentang potensi campur tangan asing dalam politik.

BACA JUGA  Kejagung Tetapkan 7 Tersangka Korupsi Minyak, Langsung Ditahan

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri dan Pertahanan Jerman menyatakan bahwa mereka akan mengambil tindakan tegas terhadap platform X, dengan menyebut perkembangan yang terjadi di dalamnya semakin tidak terkendali.

Musk juga dituduh ikut campur dalam urusan politik Eropa, termasuk sejak September 2024, dengan menyerukan agar Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, diganti.

Musk bahkan menyebut Kanselir Jerman Olaf Scholz sebagai “orang bodoh yang tidak kompeten” dan mendorong pemungutan suara alternatif yang mendukung aliran politik sayap kanan di Jerman.

Anggota parlemen Perancis dari fraksi tengah, Eric Bothorel, mengungkapkan bahwa ia telah mengirim surat kepada unit kejahatan siber J3 di kantor kejaksaan Paris, menyuarakan kekhawatirannya bahwa algoritma X cenderung bias, seperti yang dilaporkan oleh Franceinfo.

“Jaksa dan asisten khusus dari unit kejahatan siber global sedang menganalisisnya dan melakukan pemeriksaan teknis awal,” kata kantor kejaksaan Paris melalui email kepada Reuters.

“Saya mengirim surat ke kantor kejaksaan siber J3 mengenai hal ini pada 12 Januari,” tulis Bothorel di X.

Sebagai tambahan informasi, Unit J3 dari Kejaksaan Paris sebelumnya juga memimpin penyelidikan terhadap bos Telegram, Pavel Durov, yang ditangkap setelah mendarat di Bandara Paris tahun lalu. Durov, yang kemudian dibebaskan dengan jaminan, membantah klaim yang diajukan terhadapnya, sementara Telegram menyatakan bahwa mereka bekerja sama lebih erat dengan pihak berwenang untuk menghapus konten ilegal. Unit J3 telah menunjukkan kesiapan untuk menggunakan undang-undang baru yang lebih tegas dan agresif dalam menargetkan pemilik platform besar.

Sebagai catatan, X juga pernah menghadapi masalah serius di Brasil, di mana platform tersebut diblokir selama lebih dari sebulan pada 2024 karena gagal menghentikan penyebaran informasi yang salah. X akhirnya mematuhi perintah Mahkamah Agung Brasil yang memungkinkan jaringan tersebut untuk dibangun kembali setelah langkah-langkah korektif diambil.

BACA JUGA  Prabowo Kunjungi Thailand, Temui Raja dan PM Paetongtarn

Pengguna Ramai Tinggalkan X

Pasca kemenangan Donald Trump, platform X mengalami penurunan signifikan dalam jumlah pengguna aktifnya. Menurut data dari Similarweb, sekitar 115.000 pengunjung web berbasis AS menonaktifkan akun X mereka pada 6 November 2024, mencatatkan penurunan terbesar dalam satu hari sejak Elon Musk mengambil alih platform tersebut pada Oktober 2022.

Banyak pengguna yang beralih ke layanan pesaing seperti Bluesky, Mastodon, dan Threads. BlueSky, yang terkait dengan pendiri Twitter Jack Dorsey, dan Threads, aplikasi milik Meta yang tampaknya mirip dengan X, menjadi pilihan populer di kalangan pengguna yang mencari alternatif.

Menurut laporan Mashable, BlueSky berhasil mengejar ketertinggalannya dari Threads dengan pesat, mencatatkan penambahan 3,5 juta pengguna aktif harian selama masa pemilu AS. Angka ini mengurangi jarak antara BlueSky dan Threads menjadi hanya 1,5 kali lipat. Basis pengguna BlueSky mengalami lonjakan signifikan sejak pemilu Amerika Serikat pada 5 November 2024, dengan data Similarweb yang dikutip oleh Financial Times menunjukkan peningkatan hingga 300%.

Sementara itu, Mastodon juga melaporkan peningkatan signifikan dalam unduhan aplikasi mereka. Unduhan di iOS naik 47%, sementara di Android meningkat 17%, yang berkontribusi pada kenaikan 27% dalam total pendaftaran bulanan, mencapai 90.000 pengguna baru selama periode pemilu AS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *