Peningkatan Pengaruh China di Karibia Mengancam Dominasi Amerika Serikat.
Jakarta – AS Memperingatkan Karibia Menjadi ‘Danau Cina’. Pada 2 Desember 1823, Presiden James Monroe menyampaikan pidato kenegaraan ke-7 di hadapan Kongres Amerika Serikat, yang kemudian dikenal sebagai Doktrin Monroe. Dalam pidatonya,
Monroe menyatakan bahwa Amerika Serikat akan menentang setiap upaya penjajahan kembali oleh negara-negara Eropa terhadap bekas koloni Spanyol di Amerika. Doktrin ini bertujuan untuk melindungi negara-negara yang baru merdeka di Amerika Latin dari campur tangan kekuatan asing.
Seiring berjalannya waktu, seiring dengan kebangkitan kekuatan Amerika pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, Doktrin Monroe berevolusi. Washington semakin mengartikannya sebagai penentangan terhadap setiap ancaman asing yang berpotensi merugikan kepentingan Amerika, baik dari segi militer maupun ekonomi. Berdasarkan prinsip ini, Amerika Serikat melakukan serangkaian intervensi militer di Amerika Latin dan Karibia.
Namun, dalam beberapa dekade terakhir, pengaruh ekonomi dan diplomatik China di kawasan ini telah meningkat secara signifikan, memunculkan kekhawatiran mengenai potensi berkurangnya dominasi Amerika.
Dikutip dari Newsweek, Seorang ahli kebijakan luar negeri yang menyatakan bahwa China kini berusaha untuk “mengubah Laut Karibia menjadi danau China,” merujuk pada upaya Beijing memperluas pengaruhnya melalui investasi dan proyek infrastruktur besar.
Di tengah perkembangan ini, ada pula kekhawatiran bahwa pemotongan anggaran Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump sejak 2017 dapat melemahkan posisi Amerika di Karibia. Seorang pakar regional menyebutkan langkah ini sebagai “hadiah besar” bagi China, yang semakin memperkuat pengaruhnya di wilayah yang strategis tersebut.
Kementerian Luar Negeri China dan Departemen Luar Negeri AS belum merespons terhadap perkembangan tersebut untuk meminta komentar terkait peningkatan pengaruh China di Karibia, namun hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan resmi dari kedua pihak tersebut.
Komentar