PEMA Gandeng Investor Singapura Atasi Masalah Sampah

PEMA Jajaki Kerja Sama Investasi Pengelolaan Sampah dengan GGIE Singapore.

 

 

Banda Aceh PT Pembangunan Aceh (Perseroda) menjajaki peluang kerja sama investasi dengan perusahaan asal Singapura, GGI Energy Pte Ltd, dalam rangka mengembangkan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan di Aceh. Inisiatif ini ditandai dengan pertemuan resmi yang digelar di Hotel Kyriad Muraya, Banda Aceh, Selasa (29/4/2025), yang turut dihadiri berbagai pemangku kepentingan dari sektor pemerintah maupun swasta.

Dalam kegiatan itu, hadir Chairman & CEO GGI Energy Pte Ltd Alam Matthews, Direktur Biosyn Indonesia – GGI Energy Pte Ltd Yumaidar, jajaran direksi PT PEMA, Bupati Aceh Besar Syech Muharram, Anggota Komisi III DPRK Banda Aceh Ramza Harli, serta perwakilan dari Wali Kota Banda Aceh dan Dinas Lingkungan Hidup kabupaten/kota.

Direktur Utama PT Pembangunan Aceh, Mawardi Nur, menyatakan bahwa kehadiran calon investor dari Singapura merupakan langkah positif dalam upaya menyelesaikan persoalan sampah yang selama ini menjadi tantangan serius di Aceh.

“Apabila kerja sama ini terwujud, manfaatnya tidak hanya akan dirasakan oleh Pemerintah Provinsi Aceh, tetapi juga oleh kabupaten dan kota. Selain mengurangi beban pengelolaan sampah daerah, inisiatif ini juga diharapkan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat,” ujar Mawardi.

Bupati Aceh Besar, Syech Muharram, menyambut baik rencana investasi tersebut dan menilai bahwa kerja sama ini merupakan momentum penting untuk mendorong solusi konkret terhadap masalah sampah yang telah menjadi persoalan lintas wilayah.

“Kami berharap teknologi ini bisa menjadi jawaban atas keresahan masyarakat terkait penanganan sampah. Selama ini kami sudah menggagas konsep pengelolaan sampah berbasis pemanfaatan, seperti yang telah diterapkan di negara-negara maju,” ucapnya.

BACA JUGA  USM Gandeng Forum PRB Aceh, Perkuat Edukasi Kebencanaan

Ia menekankan pentingnya mengubah paradigma dalam melihat sampah, dari beban menjadi sumber daya. “Sampah bisa diubah menjadi energi, pupuk kompos, hingga bahan baku industri seperti biji plastik. Ini yang perlu kita dorong bersama,” kata Syech.

Sementara itu, perwakilan GGI Energy, Yumaidar, menjelaskan bahwa teknologi yang ditawarkan perusahaannya tidak hanya mampu mengolah sampah baru, tetapi juga menangani timbunan sampah lama dengan kapasitas pengolahan mencapai 60 ton per jam. Lokasi awal yang direncanakan untuk uji coba adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Lampulo, Banda Aceh, dan Blang Bintang, Aceh Besar.

“Teknologi kami telah memenuhi standar global dan telah digunakan di sejumlah negara. Selain memasok mesin pengolahan sampah, kami juga akan berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur pendukung agar sistem ini berkelanjutan,” kata Yumaidar.

Alam Matthews menambahkan bahwa GGI Energy akan menerapkan teknologi pirolisis, yakni metode dekomposisi termal tanpa oksigen yang mampu menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi.

“Teknologi ini dapat mengubah sampah menjadi karbon aktif, minyak pirolisis, dan gas sintetis (syngas), yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai energi atau bahan baku industri,” jelas Matthews.

Melalui pertemuan ini, diharapkan kerja sama antara PT Pembangunan Aceh dan GGI Energy Singapore dapat segera terealisasi dan memberikan dampak nyata terhadap peningkatan kualitas lingkungan dan perekonomian masyarakat Aceh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *