Tgk. Munirwan dan Misi Besar KOPPAS: Menjawab Tantangan Petani Aceh

“Kita terlahir dari petani, maka kita harus peduli pada petani. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?”
Tgk. Munirwan

 

Di tengah berbagai tantangan yang mendera dunia pertanian Aceh—mulai dari terbatasnya akses pasar, lemahnya manajemen usaha tani, hingga rendahnya daya saing produk lokal—muncul satu inisiatif yang membawa harapan baru: Koperasi Petani Aceh Sejahtera (KOPPAS).

KOPPAS bukan sekadar koperasi. Ia adalah gerakan kolektif yang lahir dari keresahan para petani sendiri, digerakkan oleh semangat perubahan, dan digagas oleh sosok muda yang sudah lama dikenal dalam dunia pertanian Aceh, Tgk. Munirwan.

BACA JUGA : Dari IF8 ke Koperasi: Langkah Baru Tgk Munirwan

“Kita terlahir dari petani, maka kita harus peduli pada petani. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?”

Ungkapan itu bukan sekadar slogan. Ia mencerminkan keyakinan bahwa kunci perubahan ada di tangan petani sendiri. Menurut Munirwan, kelembagaan petani memiliki peran strategis dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat. Namun, realitas di lapangan menunjukkan banyak kelembagaan yang belum mampu berfungsi optimal karena berbagai kendala: minimnya kapasitas SDM, keterbatasan infrastruktur, kurangnya akses terhadap teknologi dan informasi pasar, serta lemahnya pengelolaan usaha tani secara profesional.

Akibatnya, banyak petani masih bergerak sendiri-sendiri, terjebak dalam lingkaran ketergantungan terhadap tengkulak dan pasar yang tidak adil. Produktivitas rendah, harga jual tidak menentu, dan masa depan pertanian tampak stagnan.

Melihat kondisi ini, KOPPAS hadir sebagai jawaban. Tujuannya jelas: membangun kekuatan bersama melalui koperasi yang berbasis pada peningkatan kapasitas petani. Koperasi ini menjadi wadah untuk belajar, berbagi, dan bertumbuh—bukan hanya sebagai entitas ekonomi, tetapi juga sebagai institusi pemberdayaan.

BACA JUGA  Daftar 34 Pemain Timnas Indonesia di TC Piala Asia U-17 2025

Lewat KOPPAS, petani Aceh didorong untuk:

  • Menguasai teknologi pertanian yang tepat guna,

  • Meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha tani,

  • Memperkuat jaringan pasar dan posisi tawar,

  • Menata rantai produksi dan distribusi secara berkelanjutan,

  • Dan yang terpenting, membangun solidaritas dan kemandirian.

KOPPAS membawa visi jangka panjang: membentuk ekosistem pertanian modern dan berkeadilan, di mana petani menjadi pelaku utama dalam menentukan arah dan masa depan usahanya sendiri.

Lebih dari sekadar koperasi, KOPPAS adalah simbol kebangkitan petani Aceh. Sebuah gerakan yang percaya bahwa pertanian tidak boleh hanya menjadi ladang subsisten, tapi harus menjadi sumber kemakmuran bersama. Dan itu hanya bisa terjadi bila petani bersatu, berdaya, dan diberi ruang untuk tumbuh secara kolektif.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *