Laporan Awal: Sakelar Mati, Air India Jatuh

India Rilis Laporan Awal Kecelakaan Air India, Sakelar Mesin Diduga Jadi Pemicu.

 

 

Jakarta — Pemerintah India merilis laporan awal terkait kecelakaan tragis pesawat Air India yang menewaskan lebih dari 270 orang pada Juni 2025. Laporan menyebutkan dugaan pemicu utama kecelakaan adalah pergerakan tidak wajar pada sakelar pemutus bahan bakar mesin pesawat.

Dalam laporan yang dipublikasikan Sabtu (12/7) oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India, tiga detik setelah lepas landas dari Bandara Ahmedabad menuju London, kedua sakelar pemutus bahan bakar pesawat Boeing 787 Dreamliner berpindah hampir bersamaan dari posisi “run” ke “cutoff”, sehingga menyebabkan mesin kekurangan bahan bakar dan kehilangan daya dorong.

“Pesawat jatuh tak lama setelah kehilangan tenaga,” demikian dinyatakan dalam laporan tersebut, yang juga dikutip oleh kantor berita Reuters.

Rekaman suara dari kokpit menunjukkan adanya kebingungan di antara dua pilot. Seorang pilot terdengar bertanya, “Mengapa mematikan bahan bakar?” yang dijawab oleh rekannya, “Saya tidak melakukannya.” Namun, laporan tidak merinci siapa dari kedua pilot—kapten atau kopilot—yang menyampaikan pernyataan tersebut, termasuk siapa yang memanggil “Mayday” sebelum pesawat jatuh.

Mengapa mematikan bahan bakar?” Pilot lainnya menjawab iatidak melakukannya,” kata laporan itu, sebagaimana dilansir CNN Indonesia.

Kedua sakelar bahan bakar ditemukan kembali dalam posisi “run” di lokasi kecelakaan. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua mesin sempat menyala kembali sebelum pesawat menghantam tanah pada ketinggian rendah.

Kedua pilot disebut memiliki pengalaman terbang tinggi, dengan total lebih dari 19.000 jam, termasuk lebih dari 9.000 jam di pesawat jenis 787 Dreamliner.

Namun, laporan awal belum dapat menjelaskan secara pasti bagaimana sakelar bisa berpindah ke posisi “cutoff”. Sejauh ini, tidak ditemukan indikasi keadaan darurat yang mengharuskan pemutusan pasokan bahan bakar.

BACA JUGA  Pesawat Jatuh, 20 Pekerja Minyak Tewas

Pakar keselamatan penerbangan asal Amerika Serikat, Anthony Brickhouse, menilai pertanyaan utama yang harus dijawab adalah: Apakah sakelar tersebut bergerak sendiri atau karena pilot?” tanyanya. “Dan jika dipindahkan karena pilot, mengapa?”

Sementara itu, pakar lain, John Cox, menilai kecil kemungkinan sakelar pemutus bahan bakar berpindah secara tidak sengaja karena prosedur pemindahan tersebut umumnya hanya dilakukan dalam kondisi darurat, seperti kebakaran mesin, atau saat pesawat telah parkir di terminal.

Hingga saat ini, belum ada rekomendasi resmi yang dikeluarkan kepada operator penerbangan atau produsen pesawat terkait, yakni Boeing dan GE Aerospace. Ketiganya juga belum memberikan tanggapan resmi atas laporan awal tersebut.

Laporan awal ini diterbitkan sesuai dengan ketentuan internasional yang mewajibkan penyelidik mengumumkan temuan awal dalam waktu 30 hari pascakecelakaan. Adapun laporan akhir diharapkan rampung dalam waktu satu tahun.

Kecelakaan Air India ini menjadi insiden penerbangan paling mematikan dalam satu dekade terakhir dan telah menempatkan maskapai di bawah pengawasan ketat otoritas penerbangan India. Dua kotak hitam pesawat telah berhasil ditemukan beberapa hari setelah kejadian dan dianalisis untuk membantu proses investigasi lebih lanjut.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *