Pertamina Wajibkan Perizinan Digital Mulai Agustus 2025

Pertamina Luncurkan Sistem Perizinan Berbasis Geospasial di Forum Internasional.

 

 

Jakarta — PT Pertamina (Persero) memperkenalkan inovasi digital terbaru dalam pengelolaan perizinan berbasis teknologi geospasial ArcGIS. Sistem ini diluncurkan dalam ajang bergengsi Esri User Conference 2025 di San Diego, Amerika Serikat, yang menjadi wadah pertemuan global para profesional sistem informasi geografis (GIS).

Inisiatif ini hadir sebagai respons atas tantangan kompleks dan fragmentasi pengelolaan perizinan di lingkungan Pertamina. Melalui pendekatan terintegrasi, sistem memungkinkan pemantauan lebih dari 5.000 dokumen izin secara real-time dengan dukungan visualisasi spasial, fitur chatbot pencarian teks, serta sistem peringatan dini terhadap masa berlaku dokumen.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan sistem ini lebih dari sekadar digitalisasi data izin.

“Kami tidak hanya menyimpan data, tetapi melihatnya secara spasial—lokasi, status, serta proyeksi ke depan—dalam satu peta dinamis. Ini memperkuat efisiensi lintas anak perusahaan dan menghindari potensi denda,” ujar Fadjar, dikutip dari Kontan.co.id, Jumat (18/7/2025).

Hingga fase awal, sistem ini telah mengintegrasikan kebutuhan perizinan PT Pertamina Patra Niaga—salah satu subholding Pertamina—dengan 322 dokumen strategis, termasuk PLO (Persetujuan Layak Operasi), KKPR (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang), dan KKPRL (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut). Proses digital ini berhasil mencegah potensi kerugian hingga US$ 25 juta, termasuk biaya reengineering dan denda akibat keterlambatan sertifikasi.

Lebih lanjut, Fadjar menekankan bahwa inisiatif ini sejalan dengan visi tata kelola kelas dunia dan mendukung Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo, terutama dalam hal penerapan inovasi teknologi demi keberlanjutan energi nasional.

“Teknologi ini tak hanya meningkatkan efisiensi internal, tapi juga memperkuat ketahanan energi nasional. Kami berharap digitalisasi ini berdampak langsung terhadap kelancaran distribusi dan keterjangkauan energi,” ujarnya.

BACA JUGA  Dony Oskaria: Semua BUMN Masuk Danantara Sebelum Maret

Sementara itu, Leslie Wong, Presiden Direktur Esri Indonesia, mengapresiasi keberhasilan Pertamina dalam mengadaptasi platform ArcGIS secara strategis.

“Solusi geospasial kini bukan hanya alat visualisasi, melainkan fondasi utama pengambilan keputusan berbasis lokasi dalam industri energi,” ucap Wong.

Pertamina menargetkan sistem ini terimplementasi penuh pada Agustus 2025 di seluruh subholding. Transformasi ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan digitalisasi dan penguatan tata kelola berbasis keberlanjutan di tubuh BUMN energi nasional tersebut.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *