Ringgit Melemah Jelang Rilis Data Inflasi AS

Nilai ringgit tertekan hingga 4,23 per dolar AS di tengah kekhawatiran inflasi PCE yang bisa menghambat peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada September.

 

 

Jakarta – Ringgit Malaysia kembali melanjutkan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (27/8/2025). Pelemahan ini terjadi di tengah penantian pasar terhadap rilis data inflasi utama AS, yaitu Personal Consumption Expenditure (PCE), yang dijadwalkan pada Jumat mendatang.

Pada pukul 18.00 WIB, ringgit diperdagangkan pada level 4,2335/2365 per dolar AS, melemah dibandingkan penutupan sehari sebelumnya di posisi 4,2160/2210.

Melansir Malaymail, Kepala Ekonom Bank Muamalat Malaysia Bhd, Mohd Afzanizam Abdul Rashid, menilai rilis data inflasi PCE berpotensi menjadi pemicu pergerakan pasar. Jika hasilnya lebih tinggi dari perkiraan, peluang pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pada September bisa semakin kecil.

“Apabila inflasi di AS ternyata mengejutkan, hal itu dapat menekan ekspektasi penurunan suku bunga dan memperkuat posisi dolar AS,” ujar Afzanizam, Rabu (27/8/2025).

Selain faktor inflasi, ia juga menyoroti kebijakan perdagangan AS yang menggandakan tarif impor dari India hingga 50 persen. Kebijakan tersebut, menurutnya, berpotensi meningkatkan tekanan inflasi di Negeri Paman Sam.

Sejalan dengan perkembangan itu, Indeks Dolar AS (DXY) tercatat menguat 0,38 persen ke level 98,603. “Kondisi ini menunjukkan pelaku pasar mencari perlindungan di aset dolar AS, meskipun ada kekhawatiran mengenai independensi The Fed,” kata Afzanizam.

Kinerja Ringgit terhadap Mata Uang Lain

Ringgit pada perdagangan Rabu sore tercatat melemah terhadap sebagian besar mata uang utama. Terhadap euro, ringgit justru sedikit menguat menjadi 4,9058/9093 dari 4,9087/9145 sehari sebelumnya. Namun, ringgit melemah terhadap yen Jepang ke level 2,8591/8611 dari 2,8571/8607, dan melemah terhadap pound sterling ke 5,6890/6930 dari 5,6827/6895.

BACA JUGA  Perang Dagang Meningkat, China Sasar Perusahaan Teknologi AS

Di kawasan Asia Tenggara, ringgit juga melemah terhadap beberapa mata uang regional. Nilai tukarnya turun terhadap dolar Singapura ke 3,2843/2869 dari 3,2786/2828, melemah terhadap baht Thailand ke 13,0330/0474 dari 12,9707/9917, serta melemah terhadap peso Filipina ke 7,40/7,41 dari 7,38/7,40.

Sementara itu, ringgit relatif stabil terhadap rupiah Indonesia di kisaran 258,6/258,9, tidak banyak berubah dibandingkan posisi sebelumnya di 258,6/259,0.


Posting Terkait

JANGAN LEWATKAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *