Sampah dan Masa Depan Kota Kita

Jangan Wariskan Sampah untuk Anak Cucu Kita

“Namun zaman telah berubah. Kini, air kemasan gelas dan plastik sekali pakai menjadi musuh baru lingkungan. Di balik kemudahan yang ditawarkan, tersembunyi ancaman jangka panjang bagi bumi dan generasi mendatang.”

Oleh : Munawar Liza Zainal

 

Lingkungan yang bersih bukan hanya dambaan setiap orang, tetapi sebuah kebutuhan mendasar untuk hidup sehat dan nyaman. Kebersihan lingkungan mencerminkan peradaban, dan lebih dari itu, menunjukkan kepedulian kita terhadap masa depan.

Baca JugaBelajar dari Mereka yang Bekerja dalam Diam

Dahulu, masyarakat hidup selaras dengan alam. Sampah plastik nyaris tidak ada karena kehidupan sehari-hari didominasi oleh bahan-bahan organik. Bungkus makanan menggunakan daun pisang, dan di acara kenduri, piring serta gelas dicuci dan digunakan kembali. Konsep zero waste sudah diterapkan secara alami, jauh sebelum istilah itu menjadi tren.

Namun zaman telah berubah. Kini, air kemasan gelas dan plastik sekali pakai menjadi musuh baru lingkungan. Di balik kemudahan yang ditawarkan, tersembunyi ancaman jangka panjang bagi bumi dan generasi mendatang. Perusahaan-perusahaan air minum dalam kemasan pun sudah saatnya dimintai tanggung jawab—bukan hanya mencetak keuntungan, tetapi juga berkontribusi nyata dalam pelestarian lingkungan dan program daur ulang.

Saat saya tinggal di Sabang, kami pernah menginisiasi aksi bersih-bersih bersama beberapa kepala dinas dan petugas kebersihan. kami membawa truk kebersihan, turun langsung ke lokasi-lokasi yang penuh sampah, dan membersihkannya secara gotong-royong. Hasilnya? Tidak semua tuntas, tetapi setidaknya beberapa tempat kembali bersih. Kami juga aktif mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Namun, keterbatasan kendaraan menjadi kendala utama dalam pengangkutan rutin sampah ke TPA.

Masalah ini bukan hal baru. Sudah puluhan tahun kita menghadapi persoalan sampah, namun solusi menyeluruh belum kunjung hadir. Harapan besar kita gantungkan kepada para wali kota dan bupati: jangan anggap remeh urusan sampah. Sediakan anggaran khusus, jangan biarkan dana habis hanya untuk membeli alat-alat kesehatan tanpa memperhatikan faktor lingkungan yang juga sangat memengaruhi kesehatan masyarakat.

BACA JUGA  Duek Pakat Meuseuraya Akbar Lahirkan Tujuh Rekomendasi

Camat, keuchiek, dan pemimpin lokal lainnya pun jangan tinggal diam. Jangan biarkan saluran air, tepi jalan, tanah kosong, bahkan kuburan sekalipun menjadi tempat pembuangan sampah. Kita harus bergerak bersama, dari level paling bawah hingga atas, karena lingkungan bersih adalah tanggung jawab kita bersama.

Wallahu A’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *