Pendapatan Flutter Entertainment tumbuh 15,6% pada kuartal II-2025. Namun, tekanan regulasi dan persaingan makin ketat menjadi ujian bagi raksasa game online pemilik FanDuel.
Jakarta — Flutter Entertainment, raksasa global di industri game online dan taruhan olahraga dengan kapitalisasi pasar mencapai 49 miliar dolar AS, mencatat kinerja keuangan yang kuat sepanjang kuartal kedua 2025. Perusahaan yang dikenal luas melalui merek FanDuel di Amerika Serikat itu berhasil melampaui ekspektasi analis sekaligus mempertegas posisinya sebagai pemimpin pasar.
Laporan keuangan terbaru menunjukkan pendapatan perusahaan meningkat 15,63 persen secara tahunan menjadi 14,89 miliar dolar AS. Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) tumbuh 25 persen menjadi 919 juta dolar AS, dengan margin yang kian kokoh di pasar AS. Secara keseluruhan, EBITDA 12 bulan terakhir tercatat sebesar 2,2 miliar dolar AS, meski saham perusahaan saat ini diperdagangkan dengan rasio EBITDA relatif tinggi, yakni 26,9 kali.
“Pasar AS menjadi motor utama pertumbuhan, melampaui proyeksi sebesar 4 persen,” tulis laporan InvestingPro yang menganalisis performa Flutter.
Persaingan Kian Ketat
Kendati dominan, Flutter menghadapi tantangan serius dari kompetitor baru. Operator tingkat dua seperti Fanatics disebut semakin agresif dengan strategi promosi yang berani dan inovasi produk yang signifikan. Tekanan kompetitif itu sudah terlihat di Kansas, salah satu pasar penting FanDuel, yang mencatat penurunan pangsa pendapatan perjudian baik bulanan maupun tahunan.
“Skala operasi dan fokus strategis pada taruhan langsung masih menjadi modal utama Flutter dalam menjaga ketahanan bisnisnya,” tulis laporan itu.
Inovasi Produk
Inovasi tetap menjadi andalan Flutter dalam mempertahankan keunggulan. Produk parlay “Your Way” terbukti menjadi pendorong pertumbuhan. Perusahaan juga menjalin kerja sama dengan CME Group untuk meluncurkan kontrak acara berbasis indeks saham, harga komoditas, kripto, hingga indikator ekonomi makro seperti PDB dan CPI.
Langkah ini menempatkan Flutter pada posisi unik untuk memanfaatkan minat yang meningkat terhadap pasar prediksi dan taruhan berbasis peristiwa.
Tantangan Regulasi
Melansir Investing, Di balik kinerja yang solid, beban regulasi kian menghantui. Perubahan pajak penanganan di Illinois, misalnya, diperkirakan akan menekan EBITDA FanDuel pada 2026 sekitar 86 juta dolar AS, atau setara 2 persen. Tekanan serupa juga mungkin muncul di negara bagian lain, termasuk Kansas, yang sedang membahas revisi aturan perjudian.
“Lingkungan regulasi yang terus berkembang menjadi tantangan tersendiri, tetapi juga peluang bagi perusahaan yang mampu beradaptasi,” demikian analisis tersebut.
Prospek dan Risiko
Analis memperkirakan pertumbuhan EBITDA Flutter akan mencapai 30 persen per tahun hingga 2027, dengan arus kas bebas ditargetkan tembus 3 miliar dolar AS. Ekspansi ke pasar Italia dan Brasil, serta rencana memasuki bisnis kontrak acara, dinilai bakal membuka jalur pertumbuhan baru.
Namun, skenario bearish juga membayangi. Persaingan ketat, risiko regulasi, dan potensi pelemahan daya beli konsumen bisa menjadi faktor penghambat.
Kendati demikian, konsensus analis masih menempatkan saham Flutter pada posisi “strong buy” dengan target harga antara 262 hingga 393 dolar AS.