Perang Dagang Trump, Bursa Asia Alami Kerugian

Indeks Shanghai Composite China masih tutup karena libur Hari Tahun Baru Imlek.

 

 

Jakarta – Perang dagang Trump, di mayoritas bursa Asia-Pasifik ditandai dengan penurunan, terutama karena sentimen negatif yang muncul setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana penerapan kebijakan tarif impor untuk produk-produk dari China, Kanada, dan Meksiko, Senin (3/2/2025)

Pada pukul 11:20 WIB, indeks-indeks bursa Asia-Pasifik mencatat penurunan sebagai berikut: Nikkei 225 Jepang turun 2,77%, KOSPI Korea Selatan anjlok 3,04%, ASX 200 Australia ambles 1,75%, dan Hang Seng Hong Kong melemah 0,74%.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite China masih tutup karena libur Hari Tahun Baru Imlek. Di Asia Tenggara, indeks-indeks bursa mencatat penurunan, kecuali Filipina. IHSG Indonesia anjlok 2,25%, KLCI Malaysia melemah 0,28%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,29%, dan SET Thailand ambles 1,57%. Namun, indeks PSE Filipina justru melesat 1,23%.

Dilansir CNBC Indonesia, Penurunan di bursa Asia-Pasifik ini dipicu oleh keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menerapkan kenaikan tarif impor atas barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China.

Kenaikan tarif ini diharapkan mulai berlaku pada Selasa besok. Keputusan ini telah lama direncanakan dan telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru-baru ini menandatangani perintah untuk mengenakan tarif sebesar 25% atas impor dari Meksiko dan Kanada, serta bea masuk sebesar 10% atas produk China. Keputusan ini mulai berlaku pada 1 Februari 2025.

Menanggapi hal ini, pemerintah China mengecam pengenaan tarif bea masuk tambahan sebesar 10% atas barang ekspornya.

Meskipun demikian, China tetap membuka pintu untuk perundingan dengan AS.

Sementara itu, Kanada dan Meksiko juga menanggapi aksi Trump. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan negaranya akan membalas tarif baru Trump dengan mengenakan tarif sebesar 25% pada barang-barang AS mulai dari minuman hingga peralatan.

BACA JUGA  IHSG Terus Merosot, Saham Ini Biang Keroknya

Adapun Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum telah memerintahkan tarif pembalasan sebagai respons atas kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat.

Menurut Sheinbaum, pemerintah Meksiko lebih memilih dialog daripada konfrontasi dengan Amerika Serikat, namun mereka terpaksa menanggapi dengan cara yang sama.

Penerapan tarif ini memicu kembali potensi perang dagang yang lebih besar dibandingkan dengan era pemerintahan Trump pertama pada 2017-2021. Jika potensi perang dagang semakin besar, maka gejolak pasar keuangan global akan kembali terjadi dan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan Asia-Pasifik, termasuk IHSG di Indonesia.

Dampak perang dagang ini bisa dirasakan secara global, termasuk di Indonesia.

Sebelumnya, perang dagang antara Amerika Serikat dan China tidak terlalu berdampak pada Indonesia karena produk yang dikenakan tarif perang dagang bukanlah fokus produk ekspor Indonesia untuk kedua negara tersebut.

Namun, situasi saat ini bisa berbeda dan memerlukan pemantauan lebih lanjut.

Komentar