Tabrakan kapal di perairan Lhokseumawe menewaskan dua ABK dan menenggelamkan KM Puga Laot. YARA meminta Maersk Chilka segera memberi kompensasi serta mendesak perhatian pemerintah.
Banda Aceh – Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) mendesak pihak kapal kargo Maersk Chilka asal Hongkong segera memberikan kompensasi kepada para korban tabrakan laut yang terjadi pada 15 Juli 2025 di perairan sekitar 72,2 mil laut dari Kota Lhokseumawe.
Dalam insiden itu, kapal motor KM Puga Laot pecah dan tenggelam. Dua anak buah kapal (ABK) dinyatakan hilang, sementara delapan lainnya mengalami kerugian besar, termasuk kehilangan harta benda dan kapal sebagai sumber mata pencaharian utama.
“Kami mendesak agar pihak Maersk Chilka segera memberikan ganti rugi. Tabrakan ini bukan hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga merenggut nyawa nelayan,” ujar Ketua YARA, Safaruddin, di Banda Aceh, Selasa (26/8/2025).
Menurut YARA, hingga kini para korban belum menerima kompensasi. Tim YARA di Aceh Timur yang melakukan investigasi menemukan fakta bahwa keluarga korban masih menanggung penderitaan mendalam. Mereka tidak hanya kehilangan anggota keluarga, tetapi juga kehilangan kapal yang selama ini menjadi tumpuan hidup.
“Para korban kini kesulitan memenuhi kebutuhan dasar karena tidak bisa lagi melaut. Kondisi ini sangat berat, terutama bagi keluarga yang kehilangan penopang nafkah,” kata Safar.
YARA juga meminta pemerintah Indonesia untuk turun tangan membantu nelayan korban tabrakan tersebut. Dukungan negara, baik dalam bentuk bantuan darurat maupun fasilitasi proses ganti rugi dengan pihak perusahaan pelayaran, dinilai sangat mendesak.
“Harapan kami, pemerintah memberikan perhatian serius. Kehadiran negara sangat dibutuhkan agar beban para korban dapat diringankan, sekaligus memastikan tanggung jawab ganti rugi dari pihak Maersk Chilka,” tegas Safar.
